Pengamat politik meminta Jokowi tidak terlena dengan kabar mayoritas masyarakat mendukungnya untuk menunda Pemilu. (Biro Setpres/Muchlis) |
Dihubungi terpisah,
pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi menilai Jokowi mulai tergoda
dengan perpanjangan masa jabatan. Menurutnya, hal itu terjadi karena
orang-orang di sekelilingnya mengabarkan seolah-olah mayoritas masyarakat
mendukung.
Dia meminta Jokowi
belajar dari akhir masa jabatan Presiden Soeharto. Kala itu, Soeharto
memutuskan kembali mencalonkan diri usai dibujuk sejumlah orang dekat. Saat
rakyat bulat menolak, tak ada satu pun yang berada di belakang Soeharto.
“Jangan sampai
Pak Jokowi terlena dengan ucapan para pembantunya, tetapi dia tidak sadar
konstitusi tidak menghendaki seperti itu. Jangan sampai di akhir masa
jabatannya tragis seperti Pak Presiden Soeharto,” ujar Asrinaldi saat
dihubungi CNNIndonesia.com, Ahad (6/3).
Jokowi, kata
Asrinaldi, harus sadar bahwa penundaan Pemilu 2024 akan menabrak konstitusi.
Jokowi juga diminta sadar membiarkan atau menyetujui langkah itu sama saja
mempertaruhkan dirinya sendiri.
Asrinaldi
mengingatkan jumlah pendukung dan penolak Jokowi pada Pilpres 2019 beda tipis.
Dia tak boleh terbuai ucapan manis elite politik sampai lupa bahwa rakyat terus
mengawasi penggunaan kekuasaan.
“Jangan terlalu percaya diri yang bisa
berdampak pada prestasi beliau yang hilang dari sejarah bangsa Indonesia,”
ucapnya.
Juga: Yusril Khawatir Konflik Politik Meluas jika Pemilu 2024 Ditunda
© SUKABUMINEWS 2022