Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil. | Sumber: BERNAMA |
sukabumiNews.net, SEPANG – Keributan baru-baru ini yang melibatkan warga Palestina di Wisma Transit Kuala Lumpur (WTKL) akan dibahas pada pertemuan Kabinet pada Rabu (8/1/2025) ini.
Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil mengatakan Kabinet juga diperkirakan akan diberi pengarahan oleh Menteri Pertahanan Datuk Seri Mohamed Khaled Nordin mengenai perkembangan terkini insiden tersebut.
“Dalam beberapa pertemuan Kabinet sebelumnya, isu pemindahan (warga Palestina) ke tempat baru telah mengemuka,” katanya kepada wartawan, setelah peluncuran kampanye Tahun Kunjungan Malaysia 2026 (VM2026) oleh Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim hari ini, Senin (6/1/2025).
"Sampai saat ini, Kabinet belum diberitahu mengenai pembaruan tersebut, tetapi saya yakin akan ada beberapa yang disampaikan kepada media setelah pertemuan hari Rabu," lanjutnya.
Hari sebelumnya, Angkatan Bersenjata Malaysia (ATM) mengonfirmasi bahwa keributan yang melibatkan warga Palestina di WTKL, yang terjadi pada Sabtu sore dan menjadi viral di media sosial, bermula dari keinginan mereka untuk mempercepat kepulangan mereka ke Palestina.
Insiden serupa terjadi pada Oktober tahun lalu, yang melibatkan warga Palestina yang menyatakan ketidakpuasan atas penempatan mereka di pusat transit dan pembatasan pergerakan mereka.
Malaysia membawa 127 warga Palestina, termasuk 41 orang yang terluka akibat serangan Israel di Jalur Gaza, ke pantainya untuk perawatan medis, pada 16 Agustus tahun lalu.
Korban luka dirawat di Rumah Sakit Angkatan Bersenjata Tuanku Mizan, sementara keluarga mereka ditampung di WTKL.
Saat ditanya mengenai tindakan Kementerian terkait tindak lanjut video viral terkait keributan, termasuk kejadian di Masjid At-Taqwa Taman Tun Dr Ismail (TTDI), Fahmi mengatakan masyarakat kerap disuguhi konten daring yang belum pasti keasliannya.
“Oleh karena itu, saya mengajak semua pihak untuk berupaya mencari dan memahami konteks sebenarnya dari setiap konten viral agar dapat mengetahui apakah peristiwa tersebut benar-benar terjadi, apakah baru terjadi atau sudah terjadi, dan apa yang sebenarnya terjadi, serta tindakan apa saja yang telah diambil oleh pihak berwenang terkait masalah tersebut, jika ada. Penting pula kita bersabar dalam memperoleh atau melakukan pengecekan fakta,” ujar Fahmi.
Fahmi mengatakan, praktisi media juga punya peran untuk membantu melakukan verifikasi terhadap setiap konten viral, khususnya terkait rentang waktu atau tanggal kejadian yang diduga terjadi, serta identitas penyebarnya.
"Dari situ, kita bisa melakukan verifikasi yang lebih akurat. Proses ini penting," tuturnya.
Sementara itu, Fahmi mengatakan, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga akan bekerja sama erat dengan Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya (Kemenparekraf) untuk mempromosikan produk pariwisata dan menonjolkan pesan-pesan utama kementerian dan pemerintah terkait dengan VM2026.