Label Music Pendatang Baru dari Sukabumi (SHAS Music) siap meangkul Musisi Muda lintas Genre | Istimewa/sukabumiNews |
sukabumiNews.net, SUKABUMI – SHAS Music, siap merangkul Musisi Muda lintas Genre. SHAS Musik merupakan salah satu label musik pendatangan baru di Indonesia yang berkedudukan Sukabumi. Ia siap menghadapi era digital saat ini.
Owner SHAS Music, Solihin Dzikrullah kepada sukabumiNews mengungkapkan bahwa SHAS music didirikan pada tanggal 1 desember 2024 dengan menelurkan sejumlah musisi, seperti Serpih Kayu, Reyhan Gintum x Kangen Band dan Syren (girlband).
SHAS yang kental dengan Iagu-Iagu pop dan religi ini pun melakukan transformasi lintas genre. SHAS music juga mengembangkan pasar dengan menggandeng sejumlah musisi muda lintas genre, mulai pop, hingga genre lain nya.
“SHAS Music ini merupakan bentuk komitmen kami untuk berperan dalam kemajuan musik Tanah Air. Secara resmi kami memperkenalkan sejumlah musisi lokal dan nasional kami yang bakal meramaikan industri musik tanah air,” terang pria yang akrab disapa Sohih ini kepada sukabumiNews melalui keterangannya, Ahad (29/12/2024).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa SHAS Music juga mencoba membangkitkan kembali anak band yang bisa dikatakan hampir mati suri. Salah satunya dengan memperkenalkan Serpih Kayu Band asal Kota Sukabumi yang merilis single lagu yang berjudul 'Ratapan GenerasiNanti'.
“Sedangkan untuk kategori musik religi ada Reyhan Gintum x Kangen Band merilis lagu yang berjudul 'Hamba', sedangkan Syren (girlband) merilis lagu yang berjudul Bersinar,” tuturnya.
Sebelumnya, lanju Solih, pihaknya akan mempekenalkannya dalam bentuk fisik, yakni CD dan VCD. Tapi, kata dia, sekarang sudah hampir ditinggalkan pendengar, termasuk pelanggan di daerah.
“Dengan berjalan waktu, kita ikuti perkembangan musik. Meski kita terlambat merambah digital, tetapi kita berusaha untuk eksis dan mulai merambah ke digital store music,” terang Solih.
Dagus Novian, selaku partner dari owners SHAS Music menambahkan, Media Sosial juga menawarkan sesuatu yang bikin ia semangat untuk bangkit.
“Itu sebabnya kita bertransformasi untuk mencoba bertahan di era digital ini,” tuturnya.