Presiden terpilih Donald Trump berpidato pada pertemuan konferensi DPR GOP, 13 November 2024, di Washington. (Foto AP/Alex Brandon, Arsip) |
sukabumiNews.net (AP), NEW YORK – Presiden terpilih Donald Trump mengancam untuk mengenakan tarif baru yang besar-besaran terhadap Meksiko, Kanada, dan China segera setelah ia menjabat sebagai bagian dari upayanya untuk memberantas imigrasi ilegal dan narkoba, dilansir dari AP, Senin (25/11).
Trump mengatakan akan
mengenakan pajak sebesar 25% terhadap semua produk yang masuk ke negara
tersebut dari Kanada dan Meksiko, dan tarif tambahan sebesar 10% terhadap
barang-barang dari China, sebagai salah satu perintah eksekutif pertamanya.
Tarif tersebut, jika
diterapkan, dapat menaikkan harga secara drastis bagi konsumen Amerika untuk
segala hal mulai dari bensin, mobil, hingga produk pertanian. AS merupakan
importir barang terbesar di dunia, dengan Meksiko, Cina, dan Kanada sebagai
tiga pemasok teratasnya, menurut data Sensus AS terkini.
Trump melontarkan
ancaman tersebut dalam dua unggahan di situs Truth Social miliknya, yang di
dalamnya ia mengecam masuknya migran ilegal, meskipun penangkapan di perbatasan
selatan telah mencapai titik terendah dalam empat tahun.
"Pada tanggal 20
Januari, sebagai salah satu dari banyak Perintah Eksekutif pertama saya, saya
akan menandatangani semua dokumen yang diperlukan untuk mengenakan Tarif
sebesar 25% kepada Meksiko dan Kanada atas SEMUA produk yang masuk ke Amerika
Serikat, dan Perbatasan Terbukanya yang menggelikan," tulisnya, sambil
mengeluh bahwa "ribuan orang mengalir melalui Meksiko dan Kanada, membawa
Kejahatan dan Narkoba pada tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya,"
meskipun kejahatan kekerasan telah menurun dari titik tertingginya selama
pandemi.
Ia mengatakan tarif
baru akan tetap berlaku “sampai Narkoba, khususnya Fentanyl, dan semua Imigran
Ilegal menghentikan Invasi ke Negara kita!”
"Baik Meksiko
maupun Kanada memiliki hak dan kewenangan mutlak untuk dengan mudah
menyelesaikan masalah yang telah lama membara ini. Dengan ini kami menuntut
agar mereka menggunakan kewenangan ini," lanjutnya, "dan sampai saat
itu tiba, sudah saatnya bagi mereka untuk membayar harga yang sangat
mahal!"
Seorang pejabat
senior pemerintah Kanada mengatakan Perdana Menteri Justin Trudeau dan Trump
berbicara setelah postingan Trump. Keduanya berbicara tentang perbatasan dan
perdagangan dan melakukan percakapan yang baik, kata pejabat tersebut. Pejabat
tersebut tidak berwenang untuk berbicara di depan umum tentang masalah tersebut
dan berbicara dengan syarat anonim.
Dapatkan update
berita pilihan dan breaking news setiap hari dari sukabumiNews. Mari bergabung
di Grup Telegram “sukabumiNews Update”, caranya klik link
https://t.me/sukabuminews, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram
terlebih dulu di ponsel.