Warga Kota Sukabumi Keluhkan Carut Marut PPDB, Begini Tanggapan Anggota DPRD Jabar

Anggota Komisi V DPRD Jabar, Dessy Susilawati. [Foto: Prim RK/sukabumiNews]  


sukabumiNews.net, KOTA SUKABUMI – Warga Kota Sukabumi menyampaikan keluhan soal carut marut proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online, khususnya pada jalur zonasi dan afirmasi di sekolah negeri.


Keluahan itu disampaikan mereka kepada anggota DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) komisi 5, Dessy Susilawati saat melaksanakan kegiatan reses ke-3 tahun anggaran 2023 di RM Tahu Sumedang jln Lingkar Selatan, Mangkalaya, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Kamis (3/8/2023) sore.


Anggota DPRD Provinsi Jabar, Dessy Susilawati saat melakukan reses III tahun anggaran 2023 di RM Tahu Sumedang, Jum'at (3/8). [Foto: sukabumiNews/Prim RK]   


Menurut mereka, banyak ditemukannya manipulasi data Kartu kependudukan (KK) fiktif untuk memanfaatkan jalur zonasi dan afirmasi tersebut.


Menanggapi persoalan itu, Dessy mengakui bahwa memang keluhah mengenai persoalan PPDB, khususnya dari orang tua yang mendaftarkan anaknya ke SMA Negeri melaui jalur zonasi, sering diterimanya.


Legislator Jabar Fraksi PAN ini mengungkapkan, saat ini Gubernur Jabar Ridwan Kamil sudah menyatakan bahwa ada 4 ribu lebih siswa yang dicabut dari pendaftaran  sekolah negeri akibat KK fiktif.


“Dan wacananya Pemerintah Provinsi Jabar  mengenai pendidikan tingkat tingkat SMAN kewenangnya akan dikembalikan ke Pemerintah Daerah, sehingga Pemerintah Daerah bisa membantu mencarikan solusinya seperti apa,” uangkap Dessy kepada sukabumiNews.net di lokasi kegiatan reses.


Kalau bicara saling menyalahkan, menurut Dessy, semuanya juga salah, mulai dari sistemnya hingga masyarakat yang terlalu memaksakan diri agar anaknya masuk ke sekolah negeri.

Padahal kata dia, masih banyak sekolah swasta yang bagus melebihi sekolah negeri itu sendiri.


Dalam kegiatan resesnya ini, Dessy juga menerima masukan mengenai adanya sekolah negeri yang masih memungut biaya untuk sumbangan pembangunan.


"Barusan ada sejumlah keluhan orang tua bahwasannya di beberapa sekolah negeri khususnya SMAN masih adanya pungutan biaya untuk sumbangan pembangunan. Saya berharap ini tidak lagi dilakukan, karena pembangunan-pembangunan yang ada di sekolah negeri khususnya itu sudah ada bantuan dari Pemerintah," tandasnya.


Seandainya masih ada sekolah yang melakukan pungutan biaya pembangunan itu akan kita evaluasi sekolah mana yang memang ada pungutan (DSP) Dana Sumbangan Pendidikan," tuturnya.


Pewarta: Prim RK
Editor: AM
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2023

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari sukabumiNews. Mari bergabung di Grup Telegram “sukabumiNews Update”, caranya klik link t.me/sukabuminews, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

نموذج الاتصال