Foto: Presiden Joko Widodo saat memimpin Upacara Hari Kelahiran Pancasila di Jakartra. [YouTube/Sekretariat Presiden] |
sukabumiNews.net, JAKARTA – Presiden Joko Widodo
mengatakan dirinya bakal cawe-cawe di pemilu 2024. Hal ini dikatakan Jokowi ketika
bertemu dengan para pemimpin redaksi media massa nasional di Istana
Kepresidenan pada Senin, 29 Mei 2023 lalu.
Lantas apa arti dari istilah 'cawe-cawe' ini?
Dilansir dari laman CNBC Indonesia, Guru Besar Ilmu
Linguistik UGM Prof I Dewa Putu Wijana mengatakan 'cawe-cawe' berasal dari
bahasa Jawa, yang diserap ke dalam bahasa Indonesia.
"Cawe-cawe itu adalah kata bahasa Jawa yang maknanya 'ikut serta dalam menangani sesuatu'," kata Putu seperti dikutip Detik.com, Jum’at (2/6/2023).
Putu menjelaskan makna 'cawe-cawe' itu netral. Penggunaan kata ini biasa digunakan dalam segala aktivitas.
"Maknanya sebenarnya netral, bisa digunakan untuk
pengertian apa saja," katanya.
Dia mencontohkan penggunaan kata cawe-cawe, seperti "aku arep cawe-cawe ngewangi ibu neng dapur (aku mau ikut bantu ibu di dapur. aku cawe-cawe melu macul (aku ikut mencangkul)," katanya.
Dalam konteks saat digunakan Jokowi, Putu tidak
menampik penggunaan kata 'cawe-cawe' yang tadinya netral bisa saja berubah.
terutama dalam dunia politik.
"Jokowi menggunakan istilah itu dalam artian ikut
serta dalam menangani masalah politik. nah dalam pemakaiannya sekarang ini kata
yang semula netral memungkinkan bernuansa negatif. terutama bila diungkapkan
oleh lawan politik Jokowi," sebutnya.
Sebelumnya Istana Kepresidenan sempat memberikan
penjelasan pernyataan kepala negara yang mengaku bakal ikut cawe-cawe untuk
negara dalam pemilu. Ada 5 konteks yang dijelaskan.
Pertama, Jokowi ingin memastikan Pemilu serentak 2024
dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil. Kedua, Jokowi
berkepentingan terselenggaranya pemilu dengan baik dan aman, tanpa meninggalkan
polarisasi atau konflik sosial di masyarakat.
Ketiga, Jokowi ingin pemimpin nasional ke depan dapat
mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis seperti pembangunan Ibu
Kota Negara Nusantara, hilirisasi, transisi energi bersih, dan lain-lain.
Keempat, Jokowi mengharapkan seluruh peserta pemilu dapat berkompetisi secara
free dan fair, karenanya kepala negara akan menjaga netralitas TNI, Polri, dan
ASN.
"Presiden ingin pemilih mendapat informasi dan berita yang berkualitas tentang peserta pemilu dan proses pemilu sehingga akan memperkuat kemampuan pemerintah untuk mencegah berita bohong/hoaks, dampak negatif AI, hingga black campaign melalui media sosial/online," tulis Istana Kepresidenan.
BACA Juga: Gerindra dan PAN Sepakat Amankan Suksesi Kepemimpinan Berjalan Baik
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2023