Umat Islam tentu
sudah tidak asing lagi dengan hari Tasyrik yang terdapat di bulan Dzulhijah.
Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha yakni tanggal 11, 12,
dan 13 Dzulhijah.
Hari Tasyrik menjadi
waktu penyembelihan hewan kurban. Artinya, selain pada Hari Raya Idul Adha 10
Dzulhijah, umat Islam yang ingin berkurban dapat melaksanakannya di tiga hari
tersebut.
Biasanya tiga hari
setelah Idul Adha itu daging-daging kurban masih dibagikan. Daging-daging juga
mulai diolah dengan aneka masakan yang lezat. Hal inilah yang menjadi alasan
dilarangnya berpuasa pada hari Tasyrik.
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِنْدَ اللُّغَوِيِّينَ وَالْفُقَهَاءِ
ثَلاثَةُ أَيَّامٍ بَعْدَ يَوْمِ النَّحْرِ ، قِيلَ : سُمِّيَتْ بِذَلِكَ لأَنَّ لُحُومَ
الأَضَاحِيِّ تُشَرَّقُ فِيهَا ، أَيْ تُقَدَّدُ فِي الشَّمْسِ
Artinya: “Hari
Tasyrik menurut ahli bahasa dan ahli fiqh adalah tiga hari setelah hari kurban
(hari raya Idhul Adha). Dinamakan tasyrik karena daging-daging kurban didendeng
(dipanaskan di bawah terik matahari) pada hari-hari itu.” (Mausu’ah Fiqhiyyah
Kuwaitiyah, 320 via NU Online Jatim)
Larangan berpuasa di
hari Tasyrik juga terdapat dalam hadits berikut.
عَنْ عَائِشَةَ وَعَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا
لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ
Artinya:
“Diriwayatkan dari Aisyah dan dari Salim dari Ibn Umar, keduanya berkata, tidak
diberi keringanan di hari tasyriq untuk berpuasa kecuali jika tidak didapati
hewan sembelihan (hadyu).” (HR. Bukhari. 1859)
Hari Makan dan
Minum
Dalam hadis riwayat
lain, umat Islam dilarang berpuasa pada hari Tasyrik karena hari tersebut
adalah hari makan dan minum.
عَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Artinya: “Dari Nubaishah,
ia berkata, Rasulullah bersabda: Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan
minum.” (HR. Muslim no. 1141).
Dalam musnad Ahmad
diterangkan sebagai berikut.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُذَافَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُ أَنْ يُنَادِيَ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنَّهَا
أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Artinya: “Dari
Abdullah bin Hudzafah sesungguhnya Nabi Muhammad menyuruhnya untuk mengumumkan
di Hari Tasyrik bahwa hari-hari itu merupakan hari makan minum.” (HR. Ahmad)
Dalam Syarh Shahih
Muslim, 8/18, Imam Nawawi berpendapat bahwa hadis-hadis di atas merupakan dalil
dilarangnya berpuasa pada hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijah).
Dapat disimpulkan, alasan diharamkannya berpuasa pada hari Tasyrik karena tiga hari tersebut merupakan satu rangkaian Idul Adha. Ditegaskan pula hari Tasyrik adalah hari makan dan minum, berbagi daging kurban, dan memasak daging yang diolah menjadi masakan lezat, seperti dikutip dari liputan6. Wallahu’alam.
BACA Juga: Shaum Arafah 9 Zulhijah 1444 Jatuh pada Selasa 27 Juni 2023, Begini Keutamaannya!