Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Diam-diam Merapat Terus ke Arab Saudi

Washington sedang bekerja keras untuk menormalkan hubungan antara Israel dan Arab Saudi, yang juga mejadi tujuan utama yang ditetapkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. [Foto ilustrasi: Getty Images]  

sukabumiNews.net, RIYADH – Israel mengharapkan terobosan akhir pekan ini dalam upaya untuk menormalkan hubungan dengan Arab Saudi. Hal itu akan dilakukan selama kunjungan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan ke Saudi.

Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, telah berbicara mengenai hal tersebut dengan Sullivan, yang akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada Sabtu (6/5/2023). Sullivan diperkirakan akan bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS).

Sullivan mengatakan Washington sedang bekerja keras untuk menormalkan hubungan antara Israel dan Arab Saudi, yang juga mejadi tujuan utama yang ditetapkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

“Kami sangat, sangat berharap akan ada terobosan selama kunjungannya ke sana,” kata Hanegbi kepada Reshet 13 News, sebagaimana dikutip Reuters (6/5).

Menurutnya, terobosan yang terjadi bisa saja dimulai dengan sambungan telepon antara Netanyahu dan pemimpin Saudi. Namun, bisa juga lebih dari itu.

“Ada orang yang mengatakan bahwa ada lebih dari panggilan telepon antara pemimpin Saudi dan Israel. Tetapi yang penting adalah bahwa Amerika Serikat memimpin langkah menambahkan Arab Saudi ke Abraham Accords, normalisasi dan perdamaian dengan Israel. Jika itu terjadi, itu akan menjadi titik balik bersejarah,” tuturnya.

Pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump pada 2020 menengahi kesepakatan damai bersejarah yang dikenal sebagai Abraham Accords, yang mencakup normalisasi hubungan diplomatik antara sekutu Teluk Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel, yang semuanya berbagi ketakutan keamanan atas Iran.

Sementara Arab Saudi mengisyaratkan persetujuan atas perjanjian tahun 2020, mereka menunda untuk mengikutinya, dengan mengatakan tujuan Palestina untuk menjadi negara bagian harus diselesaikan terlebih dahulu.

Namun, prospek semacam itu telah dikaburkan oleh ketegangan Riyadh dengan Presiden AS Joe Biden, perbaikan hubungan baru-baru ini dengan saingan regional Iran, dan kebangkitan pemerintah Israel sayap kanan Netanyahu.

Hanoum/Arrahmah
Editor: Red
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2023

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال