BOPD Hingga Program Sekolah Gratis Menurun, Komisi V Minta Pemprov Jabar Lebih Komparatif

Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) Frakasi PAN, Dessy Susilawati. [Foto: Ist]  

sukabumiNews.net, MAJALENGKA – Biaya Operasional Pendidikan Daerah (BOPD) hingga program Sekolah Gratis menurun, Komisi V DPRD Jawa Barat (Jabar) Minta Pemprov Jabar lebih komparatif.

Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi V DPRD Jabar, Dessy Susilawati usai melaksanakan kunjungan kerja bersama bersama Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah IX ke SMK Negeri 1 Majalengka belum lama ini.

Komisi V DPRD Provinsi Jabar saat melaksanakan kunjungan kerja ke SMK Negeri 1 Majalengka bersama Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah IX. [Istimewa]  

Menurut Dessy, kunjungannya bersama rombongan komisi V ke SMK Negeri 1 Majalengka tersebut dalam rangka evaluasi anggaran triwulan I Tahun 2023.

“Dalam kesempatan evaluasi anggaran tersebut, Komisi V menggali secara langsung apa yang menjadi kendala dalam menjaga stabilitas perkembangan pendidikan di SMKN 1 Majalengka,” ungkap Dessy kepada sukabumiNews.net.

Pihaknya juga menyoroti terkait Biaya Operasional Pendidikan Daerah (BOPD) yang menurun. Komisi V menilai, hal tersebut menjadi kendala besar bagi keberlangsungan kegiatan siswa di salah satu sekolah favorit di Majalengka itu.

"Pada Evaluasi anggaran triwulan 1 ini, ada beberapa kegiatan yang di pangkas karena terjadi penurunan BOPD," katanya.

Komisi V juga, tambah Dessy menaruh harapan besar agar kegiatan untuk mendukung perkembangan siswa bisa berjalan dengan baik.

"Kita berharap Pemprov memperhatikan kebutuhan sekolah terkait dengan kualitas pendidikan bagi siswa, dengan penurunan BOPD ini tentu tidak semua kegiatan bisa di cover," ucapnya.

Selanjutnya, terang Dessy, Komisi V pun menanggapi perihal dampak dari program Sekolah Gratis dari Pemprov Jawa Barat.

Ia menilai, program Sekolah Gratis itu menjadi multi presepsi bagi orang tua siswa yang menganggap bahwa pembiayaan kegiatan belajar mengajar tanpa biaya sepeserpun.

"Hal ini menjadi masalah, sehingga sekolah tidak berani mengambil pungutan dari orang tua siswa karena dengan kalimat 'gratis' orang tua merasa gratis untuk seluruhnya, Komite pun masih menunggu juknis pelaksanaan perihal sumbangan tersebut," tegas Dessy.

Pihaknya akan mencoba mendorong Pemprov Jawa Barat, agar berbagai permasalahan yang dirasakan oleh satuan pendidikan di daerah bisa seimbang.

Dikatakan Dessy, Komisi V juga meminta Disnaker untuk terbuka terhadap perusahaan padat karya yang melibatkan lulusan SMA/SMK.

"Terkait dengan kompensasi yang diberikan perusahaan agar lulusan Smk dan Sma tidak disamakan, lulusan SMK punya skill lebih dari lulusan SMA," tutupnya.

Red*
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2023

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال