Kelompok Mesaharati Palestina membangunkan umat Islam untuk sahur selama bulan suci Ramadan, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 25 Maret 2023. [Foto : REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa] |
sukabumiNews.net, GAZA – Tradisi membangunkan orang sahur di Indonesia ternyata memiliki kemiripan dengan apa yang biasa dilakukan oleh orang Palestina di Jalur Gaza.
Besar kemungkinan tradisi Mesaharati atau Musaharati ini ditularkan oleh para penyebar dakwah ketika datang ke Nusantara.
Dilansir Middle East Monitor (11/4/2023), Mesaharati
sebenarnya berasal dari Mesir. Gaza yang dulu pernah dikuasai Mesir juga
meneruskan Mesaharati setiap datangnya bulan suci Ramadhan.
Mesaharati sendiri merupakan sebutan untuk orang-orang
yang berkeliling permukiman untuk membangunkan warga makan sahur.
Biasanya mereka mengenakan pakaian tradisional
kemudian menyusuri perkampungan sambil menabuhkan drum kecil atau genderang.
Selain menabuhkan genderang, mereka melantunkan
shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, puji-pujian kepada Allah, doa-doa, maupun
membaca ayat-ayat Al-Quran dengan suara merdu.
Kedatangan Mesaharati membawa keceriaan. Orang-orang
akan bangun dari tidurnya dan membuka jendela melihat aksi unik mereka.
Mesarahati biasanya beraksi mulai pukul 01.00 hingga
03.00 dini hari waktu setempat.
Mengutip dari artikel di laman resmi Pimpinan Cabang
Istimewa Muhammadiyah Mesir, tradisi Mesaharati sudah ada sejak Khalifah
Dinasti Abbasiyah, Al-Muntashir Billah (861-862 Masehi).
Gubernur Mesir kala itu Atabah bin Ishaq dikenal
sebagai musaharati pertama. Pada tahun 238 Hijriah, Atabah merasa terpanggil
untuk berkeliling di Kota Kairo (Fustat lama) guna membangunkan penduduk di
waktu sahur dengan berjalan kaki dari di Kota Militer dan berakhir di Masjid
Amr bin Ash.