Drama Si Pitung Takut Sunat Meriahkan Program Pengembangan Pribadi Muslim Al Azhar

SD Islam 1 Al Azhar Kebayoran Baru punya cara unik dalam mengembangkan kompetensi siswanya. Lewat program pengembangan pribadi muslim, karakter anak-anak dibentuk. Salah satunya melalui seni peran dengan memainkan drama Si Pitung Takut Sunat. [Istimewa]  

sukabumiNews.net, JAKARTAMulai tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menerapkan Kurikulum Merdeka untuk murid Sekolah Dasar (SD). Kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Demikian diungkapkan Wakil Kepala Sekolah SDIA 1 Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Noor Imanah, M.Pd, kepada sukabumiNews.net, dalam keterangan yang diterima Jum’at (10/3/2023).

Dikatakan Noor Imam, spirit yang sebenarnya sudah dimulai oleh beberapa sekolah di tanah air, bahkan sebelum Kurikulum Merdeka dicanangkan. Salah satunya adalah SD Islam 1 Al Azhar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (SDIA 1 Al Azhar).

"Sekolah ini telah lama membuat sejumlah kegiatan intrakurikuler dengan pendekatan yang relevan dan menarik untuk anak didik. Diantaranya project based learning (PBL) berupa kegiatan rutin tahunan untuk mendukung pembelajaran," katanya.

"Sebagai contoh, pada awal 2023 ini, SDIA 1 Al Azhar menggelar rangkaian kegiatan Assembly Grade sebagai perwujudan dari PBL tersebut," tuturnya.

BACA Juga: BBPMP Jabar Evaluasi Kurikulum Merdeka Mengajar, Ini Penjelasan Kasi Paud Kabupaten Sukabumi

Kegiatan yang diisi dengan berbagai aktifitas untuk memperkenalkan budaya lokal Jakarta, sambung Noor Imam yaitu budaya Betawi. Salah satunya pada Assembly Grade 1 untuk siswa kelas I, dimeriahkan dengan pentas drama bertajuk Si Pitung Takut Sunat. 

“Peristiwa penting dalam keluarga saat anak-anak usia SD adalah dikhitan. Banyak anak yang merasa takut dikhitan. Hal ini lalu kami kaitkan dengan pelajaran tematik iman dan taqwa atau imtaq. Kami kemas dalam drama agar pesan jangan takut dikhitan itu sampai ke anak-anak,” terangnya.

Di panggung, cerita mengalir dari sosok Si Pitung yang diceritakan masih duduk di bangku kelas I SD. Melalui alur cerita yang dramatis dan terkadang mengundang senyum dan tawa orang tua siswa. Pitung yang semula takut disunat, akhirnya berani. 

Acara General Assembly ini dilaksanakan di Aula Buya Hamka, SDIA 1 Al Azhar. 150 siswa berpartisipasi dan disaksikan tak kurang dari 300 orang tua murid. “Kakek-nenek dari siswa juga banyak yang hadir. Mereka senang dengan kegiatan bernuansa budaya,” papar Noor Imanah. 

Tanggapan antusias juga datang dari siswa. Salah satunya, Nizam Abiyyu Rosyidi, siswa Kelas 1 yang ikut dalam pementasan drama Si Pitung Takut Sunat. “Seru ikut main dramanya. Sekarang jadi berani kalau mau disunat,” tukas Nizam. 

BACA Juga: Hari Bahasa Ibu Internasional 2023, SMPN 1 Gunungguruh Gelar Festival Pasang Giri Kacapi

Menariknya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno turut memberikan sambutan di awal acara secara virtual. Sebagai alumni SDIA 1 Al Azhar, Sandi mengapresiasi acara yang mengangkat budaya lokal Jakarta. 

Meski Sandi tak hadir langsung di sekolah, istri Sandi, Ny. Nur Asiah Uno tampak di Aula Buya Hamka. Mpok Nur, demikian ia biasa disapa, mengapresiasi pula kegiatan intrakurikuler ini. “Nilai-nilai agama, akhlak kesopanan, dan saling menghormati mutlak harus dimiliki anak-anak. Begitu pula dengan aktifitas untuk menumbuhkan kreatifitas dan kepercayaan diri dengan tampil berekspresi melalui seni peran, seni musik, seni tari. Itu bagus sekali,” tutur Mpok Nur.

Melalui kegiatan intrakurikuler yang dikemas dalam Program Pengembangan Pribadi Muslim inilah murid-murid SDIA 1 Al Azhar diasah pemahamannya dalam konsep dan kompetensi. Program yang kemudian menarik banyak sekolah lain.

“Ya banyak sekolah lain yang datang kesini, untuk melakukan study tiru pada kurikulum kami, khususnya Pengembangan Pribadi Muslim,” kata Noor Imanah.

Selain drama Pitung Takut Sunat, dihadirkan pula tahfiz Quran, pentas seni, dan presentasi tentang makanan dan budaya Betawi. “Sebentar lagi Lebaran, kita undang pembuat dodol Betawi, pembuat kerak telor, dan pembuat kue cubit khas Betawi,” ujar Noor Imanah.

Siswa pun bisa melihat dari dekat proses pembuatan menu tradisional tersebut dan bercakap-cakap dengan para pembuatnya. Salah seorang diantaranya adalah pembuat dodol Betawi dari Jagakarsa. 

Di sela acara, Mpok Nur mengutarakan pengalamannya mengamati kegiatan di sekolah-sekolah internasional di Jakarta. Anak-anak ekspatriat justru antusias mencermati budaya-budaya Indonesia.

“Inilah arti pentingnya kegiatan di sekolah mengangkat kecintaan budaya Indonesia. Jangan sampai suatu ketika nanti budaya kita justru diklaim oleh asing,” pungkasnya. 

Diketahui bahwa SD Islam 1 Al Azhar merupakan sekolah swasta yang bernaung di bawah Yayasan Pesantren Islam Al Azhar. Berlokasi di Jl. Sisingamangaraja No.1, Kebayoran Baru, SDIA 1 Al Azhar Kebayoran Baru merupakan pusat dari jejaring sekolah Al Azhar di seluruh Indonesia.

> BACA Juga: Dessus Serap Keluhan Warga Subanjaya Soal Kurikulum Merdeka yang Mewajibkan Studi Banding


Pewarta: DM
Editor: AM
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2023

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال