Didampingi Heni Mulyani, Ribka Tjiptaning Kembali Gaungkan Gerakan Melawan Stunting di Sukabumi

Anggota DPR RI dr. Ribka Tjiptaning (kelima dari kanan) didampingi bendahara Apdesi Kabupaten Sukabumi Heni Mulyani (kelima dari kiri) kembali menggaungkan gerakan malawan stunting. [Foto: istimewa]  


sukabumiNews.net, KAB. SUKABUMI – Anggota DPR RI dr. Ribka Tjiptaning didampingi bendahara Apdesi Kabupaten Sukabumi Heni Mulyani, kembali menggaungkan gerakan melawan stunting.

Gerakan dalam rangka penanganan Stunting di Sukabumi, Jawa Barat tersebut digaungkan Ribka di acara "HaloPuan" yang berlangsung di Gedung Islamic Center Qubbatul Islam Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Selasa (14/3/2023). 


Dalam kesempatan itu Ribka, mewakili Ketua DPR RI Puan Maharani memberikan ratusan paket makanan tambahan kepada para ibu yang hadir di acara bertajuk "Kaum Ibu Melawan Stunting Mengolah Daun Kelor Menjadi Asupan Super" itu.

Kepada sukabumiNews.net Ribka menyampaikan bahwa ‘HaloPuan’ bersama DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi kembali menggaungkan gerakan melawan stunting.

Dikatakan Ribka bahwa gerakan melawan stunting ini bukan hanya untuk balita, tetapi juga termasuk ibu hamil, ibu menyusui, dan bahkan ibu-ibu usia subur.

“Ini karena stunting hanya bisa dicegah jika ada kesadaran warga, baik kaum ibu maupun bapak terkait asupan gizi anak dalam periode 1.000 hari pertama kehidupan,” kata anggota Komisi VII DPRRI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu.

"Berapa pun angka stunting, bahkan jika hanya satu anak yang stunting, kita tetap harus waspada,” tuturnya.

Ribka juga menjelaskan bahwa stunting bukan hanya persoalan kondisi tubuh balita yang tidak sesuai dengan usia pertumbuhannya. Tetapi lebih daripada itu, stunting dalam jangka panjang bisa berdampak pada kecerdasan anak dan performa kerja saat dewasa.

“Stunting bisa membuat bonus demografi yang akan diperoleh menjadi bencana yang sangat luar biasa,” ucapnya.

Ribka juga menjelaskan bahwa program HaloPuan di Bandung, kali ini datang dengan membawa gagasan menjadikan daun kelor sebagai alternatif makanan tambahan super bagi kaum ibu dan balita.

"Kekayaan alam tumbuhan di Indonesia ini digali dengan kearifan lokal Sukabumi. Manfaat daun kelor sudah dibuktikan karena kaya akan mikronutrisi, protein, dan karbohidrat," terangnya.

Ribka mengaku sangat antusias berjuang menurunkan angka stunting yang kini masih berada di angka 24,9 persen. Ia juga menargetkan di tahun 2024 bisa turun menjadi 10 persen.

“Makanya saya bukan hanya berkomunikasi dengan masyarakat, tapi sampai ke tataran istri jenderal-jenderal juga diajak untuk berkolaborasi melawan stunting, termasuk mengoptimalkan peran PKK dan Posyandu,” akunya.

Di tempat sama, Bendahara Apdesi yang juga Kader PDI-P berharap, kegiatan HaloPuan melawan stunting, dengan membagikan paket makanan tambahan kepada warga ini dapat sedikit meringankan beban warga yang terdampak pandemi Covid-19.

Adapun mengenai persoalan stunting, kata Heni, ini merupakan persoalan yang menjadi perhatian utamanya, sehingga ia siap bergotong royong dengan siapa pun dalam menanggulangi ancaman stunting.

Sedangkan terkait manfaat daun kelor, dia menyebut bahwa makanan ini memiliki nilai ideologis.

"Kita lebih suka memberi anak makanan cepat saji, padahal kekayaan makanan di Nusantara lebih memiliki nilai gizi," pungkas Kader PDI-P yang juga menjabat sebagai Kades Cikujang Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi ini.

Pewarta: Prim RK
Editor: AM
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2023

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال