Penyerang Salman Rusdhie Diberi Hadiah Tanah 1.000 Meter oleh Yayasan Iran

Salman Rushdie (kiri) dan Hadi Matar (kanan). [Foto : The Lalantop] 

sukabumiNews.net, TEHERAN – Sebuah yayasan Iran memuji seorang pria yang dituduh melukai parah penista Al-Qur'an Salman Rushdie dalam sebuah serangan tahun lalu.

Seperti diungkapkan TV pemerintah Iran pada Selasa (21/2/2023), yayasan tersebut juga menjanjikannya 1.000 meter persegi tanah pertanian kepada seoran pria yang berhasil melukai Salman Rushdie.

Rushdie (75) kehilangan mata dan fungsi satu tangannya setelah diserang di panggung acara sastra yang diadakan di dekat Danau Erie di negara bagian New York pada Agustus.

“Kami dengan tulus berterima kasih atas tindakan berani pemuda Amerika (Hadi Matar) yang membutakan salah satu mata Rushdie dan melumpuhkan salah satu tangannya,” kata Mohammad Esmail Zarei, sekretaris Yayasan Penerapan Fatwa Imam Khomeini, seperti dikutip Reuters, Rabu (22/2).

“Rushdie sekarang tidak lebih dari mayat hidup. Untuk menghormati tindakan berani ini, sekitar 1.000 meter persegi tanah pertanian akan disumbangkan kepada orang atau perwakilan hukum dari Hadi Matar,” ungkapnya.

Novelis kelahiran India itu akan memberikan ceramah tentang kebebasan artistik di Chautauqua Institution ketika polisi mengatakan Matar menyerbu panggung dan menikamnya.

BACA: Penghina Al Qur'an Salman Rushdie Ditikam Lehernya Berkali-Kali di New York

Serangan itu terjadi 33 tahun setelah mendiang pemimpin tertinggi Syiah Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa atau fatwa yang menyerukan agar Rushdie dibunuh pasca rilis novelnya “The Satanic Verses”.

Rushdie, yang lahir di India dari keluarga Muslim Kashmir, menghabiskan sembilan tahun bersembunyi di bawah perlindungan polisi Inggris pasca fatwa itu.

Sementara pemerintah Iran yang pro-reformasi di bawah presiden Mohammad Khatami menjauhkan diri dari fatwa pada akhir 1990-an, hadiah jutaan dolar yang digantungkan padanya terus bertambah dan fatwa itu tidak pernah dicabut.

Penerus Khomeini sebagai pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, diskors dari Twitter pada 2019 karena mengatakan fatwa terhadap Rushdie “tidak dapat dibatalkan”.

BACA Juga: Tak Terima Al Quran Dibakar, Demonstran Turki Bakar Bendera Swedia

Hanoum/Arrahmah
Editor: AM
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2023

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال