Wagub Jabar Angkat Bicara Soal Aktivitas Rentenir di Kawasan Pabrik PT GSI Cikembar

Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum saat berdialog dengan sejumlah warga dan pedagang kaki lima yang sering mangkal di kawasan PT GSI Cikembar Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. [Istimewa] 

sukabumiNews.net, KAB. SUKABUMI – Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar) Uu Ruzhanul Ulum angkat bicara terkait keberadaan rentenir di kawasan pabrik PT. Glostar Indonesia (GSI) yang terletak di Jl. Pelabuhan II, Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.

Pasalnya, aktivitas renternir atau “bank emok” itu dininai telah meresahkan warga, termasuk para pedagang kali lima (PKL) yang beroperasi di pintu keluar pabrik PT GSI tersebut.

“Mereka sudah terbeleunggu dengan pinjaman-pinjaman yang non lembaga. Sebenarnya, saya tidak menyebutnya rentenir, ya. Tapi lembaga non formal," kata Uu kepada awak media usai mendengarkan keluhan dan berdialog dengan warga pedagang kai lima yang berjualan di kawasan PT GSI Cikembar belum lama ini.

Dalam kesempatan itu, Uu yang merupakan Panglima Santri Jawa Barat ini kemudian memberi solusi pinjaman melalui Program Kredit BJB MESRA atau Masyarakat Ekonomi Sejahtera.

Dijelaskan Uu bahwa Kredit BJB Mesra adalah fasilitas pinjaman tanpa agunan yang diberikan bank bjb kepada pelaku usaha mikro perorangan yang belum bankable dengan plafon maksimal Rp 5.000.000 berbasis rumah ibadah.

"Saya sampaikan kepada mereka, dan Insya Allah hari Kamis pihak BJB akan datang ke desa untuk menyampikan program tersebut. Program ini merupakan hasil kerja sama antara Pemprov Jabar dengan Lembaga Keuangan atau Perbankan," kata Uu.

> BACA Juga: Tangkal ‘Bank Emok’ Bupati Sukabumi Resmikan UPK DBM Syariah Jampang

Mengenai keinginan para PKL untuk pindah ke tempat yang lebih besar lantaran lapak yang mereka gunakan sudah tidak mencukupi. Uu berjanji akan menyampikannya kepada pihak perusahaan, supaya para PKL ini tidak berjualan di depan pintu PT GSI Cikembar.

“Karena, itu kan terlalu banyak, akhirnya semrawut dan ingin dipindahkan. Kami akan komunikasikan sekalipun nanti kesimpulannya tetap ada di pihak perusahaan," tuturnya.

Sementara itu, Ketua DPC Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Reformasi Islam (GARIS) Kecamatan Cikembar, Rudi Haryadi saat dimintai tanggapan mengenai maraknya “bank emok” di kawasan PT GSI ini turut memberikan komentar.

Menurutnya, aktivitas rentenir yang beroperasi di wilayah Kecamatan Cikembar ini memang sudah marak dan mesesahkan warga, khususnya para pedagang kaki lima di kawasan tersebut.

"Sebenarnya, bukan hanya menyasar warga atau para pedagang kaki lima di kawasan pabrik PT GSI Cikembar saja. Tetapi mereka juga sudah masuk kepada lingkungan para buruh atau karyawan pabrik PT GSI Cikembar," ungkap Rudi.

Rudi menilai, hal tersebut telah merusak ketahanan ekonomi warga Kecamatan Cikembar, karena kata Rudi, tidak sedikit warga atau pun karyawan pabrik yang pisah keluarga atau cerai, gegara meminjam uang kepada rentenir itu.

“Iya, karena mereka tidak izin terlebih dahulu pada suaminya," sambungnya.

Dikatakan Rudi, memang cukup sulit memerangi rentenir dan bank emok yang beroperasi di wilayah Kecamatan Cikembar tersebut. Hal itu karena persoalannya berada pada individu warga masing-masing.

“Bila warga memahami persoalannya, saya yakin warga tidak akan berani mendekati, apalagi berurusan dengan para rentenir. Sebenarnya, persoalan ini sudah dibahas bersama Forum Kecamatan Cikembar. Namun, tetap saja mereka masih menjamur," pungkasnya.

> BACA Juga: Larangan Praktik Rentenir Jadi Pembahasan Komisi III DPRD dalam Raperda Tentang Koperasi

Pewarta: Prim RK
Editor: AM
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2023

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال