Bekal Hadapi Resesi Global, Anwar Abbas Kutip Kisah Nabi Yusuf Saat Menjadi Bendahara Mesir

Meninjau Kebun Dakwah Muhammadiyah Yogyakarta, Anwar Abbas Ingatkan Bahaya Pemanasan Global. [ Foto: Dok. Muhammadiyah] 

sukabumiNews.net, JAKARTA – Tahun ini, dunia diperkirakan mengalami resesi global. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global di 2023 akan mencapai 2,7 persen, atau melambat dari 3,2 persen pada 2022.

Sementara itu, gejala reses nampak di depan mata dengan banyaknya PHK massal dari berbagai perusahaan start up raksasa.

Menanggapi prediksi ini, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga pengamat ekonomi, Anwar Abbas menegaskan perlunya manajemen pengelolaan uang yang tepat. Baik dalam skala makro di kebijakan publik, atau skala mikro di rumah tangga.

Dalam forum Pengajian Bulanan PP Muhammadiyah, Jum’at (13/1/2023) lalu, Anwar Abbas menekankan dilakukannya penghematan belanja secara seksama.

“Ayo kita sesuaikan pasak daripada tiang. Jangan lebih besar pasak daripada tiang. Kalau perlu ya lebih kecil pasak dari tiang. Artinya pengeluaran kita bisa kita tekan,” ujarnya, dikutip sukabumiNews dari website resmi Muhammadiyah.

> BACA Juga: Inflasi Diklaim Masih Terjaga, Ridwan Kamil Ajak Warga Beli Produk Lokal

Dia pun lantas mengambil pelajaran dari kisah Nabi Yusuf As ketika Mesir akan menghadapi paceklik.

“Oleh karena itu bagi saya di antara hal-hal yang perlu kita lakukan mungkin kita belajar kepada Nabi Yusuf di mana dia ditunjuk pemerintahnya untuk jadi bendahara negara karena negara dia itu berdasar mimpi dari sang raja akan makmur selama tujuh tahun berturut-turut dan mengalami krisis tujuh tahun berturut-turut,” kata Anwar.

“Maka salah satu strategi yang dilakukan Nabi Yusuf adl dengan berhemat. Jadi dengan demikian barangkali sesuatu hal yang sangat penting bagi kita dalam menghadapi krisis ini adalah bagaimana kita bisa mengatur keuangan kita, bagaimana kita bisa mengatur kehidupan ekonomi kita,” imbuhnya.

“Jadi dalam teori ekonomi yang menyatakan bahwa perilaku konsumsi orang itu ditentukan oleh tingkat pendapatan hari ini, atau yang akan datang. Maka bagi saya teori ini jangan diberlakukan dalam menghadapi krisis ini. Pengeluaran kita harus disesuaiakan dengan kondisi,” pungkasnya. (afn)

> BACA Juga: Modal Indonesia Hadapi Efek Suram Ekonomi Global 2023


Red*
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2023

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال