Calon pembeli mengecek kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (3/10/2022). [ANTARA FOTO - M Risyal Hidayat] |
Mendag Zulkifli Hasan telah mengeluarkan izin impor beras sebanyak 500.000 ton kepada Perum Bulog.
sukabumiNews.net, JAKARTA – Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan izin impor beras sebanyak 500.000 ton kepada Perum Bulog untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) yang menipis menjelang akhir 2022.
"Yang masalah
kan bukan impor atau tidak, tapi kenapa harga ini kita sikapi secara bersama.
Saya, mendag (menteri perdagangan), dan semua agar menyikapi, mungkin saja kan
ini masalah perdagangan yang harus kita selesaikan," kata Syahrul di
lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Sebelumnya, Menteri
Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, mengatakan sudah mengeluarkan izin impor
beras sebanyak 500.000 ton kepada Perum Bulog. Pasalnya, Bulog terancam hanya
memiliki stok sekitar 200.000 ton beras hingga akhir 2022.
Stok beras yang ada
di Bulog per 22 November 2022, tercatat sebanyak 594.856 ton yang terdiri atas
168.283 ton (28,29 persen) beras komersial dan 426.573 (71.71 persen) stok cadangan
beras pemerintah (CBP).
Padahal Kementerian
Pertanian menyebut data stok beras di penggilingan mencapai 610.632 ton yang
tersebar di 24 provinsi dengan rentang harga Rp9.359 hingga Rp11.700 per
kilogram.
"Kan kesepakatan
negara, data negara itu ada di BPS dan standing crop kita, data dari satelit
juga aman, kemudian laporan dari gubernur dan bupati juga aman. Kalau ada
dinamika harga seperti itu, penyikapannya harus bersama," ujarnya.
Dia menyebut soal CBP
adalah soal kebijakan, bukan masalah ada atau tiadanya beras. "Sebaiknya
yang menjawab itu adalah data bahwa secara faktual di lapangan, rakyat mau
menjual dengan harga yang lebih mahal karena cost produksi ada kenaikan,"
ucap Syahrul.
Namun, Syahrul
menyebut Presiden Jokowi sudah memerintahkan agar ada faktualisasi data dan
bukan hanya melihat data di atas kertas. "Kenapa harganya mahal? negara
harus ada (untuk) membackup harga, ketersediaan cukup, harga juga
terjangkau," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala
Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pihaknya sudah
menyiapkan beras dari luar negeri sebanyak 200.000 ton. "Kita siapkan
200.000 ton di luar negeri, nanti begitu diperlukan waktunya, kita
masukkan," kata Arief.
Arief mengatakan CBP
saat ini adalah 514.000 ton sehingga dengan stok dari luar, jumlah tersebut
akan bertambah. Langkah tersebut dilakukan untuk menjalankan arahan Presiden
Joko Widodo (Jokowi) untuk memastikan pasokan pangan mencukupi.
"Kita masih
mengharapkan dari dalam plus impor itu tapi seperti biasa kita utamakan pasti
dari dalam negeri duluan, yang ini kita cadangkan. Jadi Pak Presiden
perintahnya kita tidak boleh kekurangan, jadi disiapkan saja, kita siapkan
cadangan pangan pemerintah Bulog dan kita taruh 200.000 ton dulu kalau diperlukan
akan masuk," jelas Arief.
Artinya, menurut
Arief, impor beras 200.000 ton itu tidak akan dijual melainkan sebagai
cadangan. "Kita simpan dulu untuk cadangan, tidak dijual sembarangan,
tidak boleh rembes ke pasar, bahaya," ungkap Arief.
BPS mencatat, harga
beras mengalami inflasi lima bulan terakhir. Pada November 2022, rata-rata
harga beras mencapai Rp 11.877 per kg. Sebelumnya, Bulog dan Badan Pangan Nasional
menyepakati, harga beras yang dapat diserap maksimal Rp 10.200 per kg.
BACA Juga: Alasan Mendag Zulhas Ambil 'Jalan Pintas' Buka Keran Impor Beras 500.000 ton