Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat ditemui awak media di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (7/12/2022) - [Annasa Rizki Kamalina] |
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan telah mencari ketersediaan beras selama 18 hari untuk memenuhi cadangan Bulog sebelum akhirnya memutuskan impor
sukabumiNews.net, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan telah menyetujui persetujuan impor (PI) sebesar 500.000 ton beras sebagai upaya pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP) milik Perum Bulog yang semakin menipis.
“Saya sudah teken
surat perintah dari Menko [Airlangga Hartarto], dari Bulog, meminta agar segera
diizinkan impor, maka saya sudah beri izin untuk impor datangkan beras sebanyak
500.000 ton kapanpun diperlukan, sekarang sudah dipesan karena Bulog
pelaksananya,” tegas Zulhas kepada awak media saat ditemui di kantor Kemendag,
Jakarta, Rabu (7/12/2022).
Zulhas menyampaikan
bahwa dirinya belum mengetahui apakah beras tersebut sudah masuk ke Indonesia
atau belum karena tergantung pada keadaan stok yang diperlukan oleh Perum
Bulog.
Berdasarkan data
Kerangka Sampel Area Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi hasil produksi beras
nasional Januari-Desember 2022 sebesar 31,9 juta ton. Sementara itu, kebutuhan
beras nasional 2022 sekitar 30,2 juta ton sehingga diproyeksikan mengalami
surplus beras sekitar 1,7 juta ton.
Sementara itu, per 5
Desember 2022, ketersediaan stok beras Perum Bulog sebesar 503.000 ton, yang
terdiri atas 196.000 ton atau 39 persennya merupakan stok komersial dan 306.000
ton atau 61 persen merupakan stok CBP.
Adapun, Zulhas
mengungkapkan bahwa sebelumnya dirinya telah menolak permintaan impor sebanyak
dua kali karena laporan dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang kala itu
surplus hampir 7 juta ton.
Kemudian, lanjut
Zulhas, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertanyakan keberadaan beras yang
dapat diserap Perum Bulog dalam rapat terbatas atau Ratas yang dipimpinnya.
Stok Perum Bulog
diproyeksikan hanya akan tersisa sekitar 300.000 ton hingga akhir 2022, bila
tidak segera ditambah pasokannya melalui impor. Idealnya, Perum Bulog harus
memiliki stok 1-1,2 juta ton hingga akhir 2022.
“Saya diminta untuk
mendampingi Mentan [Syahrul Yasin Limpo] untuk membeli beras itu 6 hari kerja
belum dapat, ditambah 6 hari kerja belum dapat, ditambah 6 hari kerja belum
dapat [juga], stok beras lama-lama menipis.
Akhirnya Ratas
memutuskan karena bidang pangan ini sekarang ada Bapanas, dipimpin oleh Menko
dan dihadiri Pak Presiden maka diputuskan kita harus menambah cadangan Bulog
tetapi harus membeli di luar negeri. Kalau Bulog bisa beli di dalam negeri ada
berasnya, tetapi kalau nggak ada ya nggak mungkin, maka harus impor,” jelas
Zulhas.
Alhasil setelah mencari ketersediaan beras selama 18 hari tersebut, diputuskan untuk melakukan impor. “Yang saya teken 500.000 ton, tapi kalau perlunya 200.000 ton ya silakan karena yang tahu itu Bapanas dan Bulog,” ujarnya.
nice info
ReplyDelete