Demikian dikatakan H. Margono, Kepala SMK
Terpadu 1 YASPIDA yang berlokasi di Jalan Cipetir, Desa Kadudampit, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat kepada sukabumiNews.net di kantor sekolahnya, saat dimintai
tanggapan mengenai SMK Berbasis Perindrustrian dalam menghadapi globalisasi
industri saat ini, Sabtu (6/11/2022).
“Jadi kalau untuk menghadapi globalisasi industri, tentunya
bagi kita, awal dasar berdirinya SMK itu adalah bagaimana menciptakan sumber daya
manusia yang mempunyai kompetensi keahlian. Dalam artian, SMK ini bisa melanjutkan
dan bisa untuk berwirausaha,” ungkap Margono.
Artinya, kata dia, ketika ke depan menghadapi Revolusi
Industri 4.0, itu harus betul-betul menyiapkan sumber daya manusia yang
mumpuni, yang kompeten.
“Artinya apa? Mereka harus siap di masyarakat, baik dari
segi teknologi, pengembangan teknologi maupun dari segi perkembangan bagaimana
penyeimbang dari pada teknologi yang ada ini betul-betul bisa berteknologi
islami. Ini inti yang sedang kita kembangkan,” jelas Margono..
Dia menegaskan bahwa dalam hal ini, yang pertama, para
siswa harus betul-betul mempunyai kompetensi. “Yang kedua, memang diimbangi
dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat religi untuk menghadapi globalisasi
tersebut,” tuturnya.
Menyikapi hal tersebut, Margono mengatan bahwa pihaknya sudah
mempunya MoU dengan perusahaan-perusahaan yang tentunya sesuai dengan kompetensi
yang ada di SMK yang dipimpinnya. Salahsatunya dengan Auto2000, kemudian juga dengan
Mitsubishi.
Bahkan dengan Mitsubishi kalau mungkin nanti bisa
terealisasi, kata Kepsek, nantinya diharapkan bisa untuk pengembangan di bidang
otomotif yang standarisasinya memang betul-betul pada saat ini.
“Kalau dulu, kita ini mungkin sebagai salah satu contoh
menggunakan mesin praktek itu manual. Nah, kita mau tidak mau harus sudah
menggunakan mesin MP dan atau Matic. Apalagi di saat sekarang ini sudah ramai
dengan mobil listrik,” ungkapnya.
Dia menegaskan, kalau tidak mengikuti perkembangan itu,
kasihan nanti anak-anak tidak faham ketika di lapangan.
“Untuk itu, bagai mana upaya kita sekarang untuk
menyeimbangkan itu, terutama dari infrastruktur. Kemudian, yang kedua bagaimana
penyediaan dari pada upgrade alat-alat praktek dari mesin-mesin kompetensi.
“Di kita kan ada 6 kompetensi. Salah satunya teknik
gambar bangunan. Kemudian ada agrobisnis, kemudian teknik instalasi listrik, teknik
komputer dan jaringan, kemudian ada lagi teknik kendaraan ringan, dan ada lagi
yang disebut teknik Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB). Jadi kompetensi
itu mau tidak mau dengan perkembangan teknologi sekarang harus mengikuti
industri yang disebut tadi yaitu Industri 4.0 itu ya kita harus upgrade,”
bebernya.
Sementara mengenai persiapan dalam menghadapi globalisasi
industri di SMK Terpadu 1 Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam Darussyifa
Al-Fitrat (YASPIDA) ini, Magnono menyebut pihaknya sudah melakukan
langkah-langkah. Salahsatunya melalui penyiapan infrastruktur.
Dan Alhamdulillah, kata Kepsek, dua tahun ke belakang
pihaknya sudah mempersiapkannya. Dia berharap, ke depan secara bertahap bisa menyiapkan
peralatan-peralatan tersebut, yang nantinya bisa diedukasikan kepada anak-anak
sebagai bentuk pola pendidikan dasarnya.
“Jadi, mereka harus memahami bagaimana nanti tentang
pergerakan dari pada mesin matic, listrik, dan lain sebagainya, agar ketika mereka
terjun di masyarakat betul-betul faham,” pungkasnya.