Sejarah Kopi, Minuman Para Sufi (Bagian 4 - habis)

G7Gdg.jpg
Turkish Coffee (image) 


Sultan Murad IV Utsmani menyadari bahwa kedai kopi adalah tempat di mana orang-orang yang sadar mendiskusikan urusan pemerintahan dan dalam banyak kasus menuduh pejabat pemerintah melakukan korupsi atau mengkritik kebijakan Sultan.

Dia takut kedai kopi akan menjadi sumber pemberontakan dan untuk mencegah para komplotan ini menggulingkan pemerintahan, dia melarang mereka. Kedai kopi dibakar habis dan siapa pun yang tertangkap dengan secangkir kopi akan mendapat akhir yang menyedihkan. Larangan ini berlanjut hingga Sultan Murad IV meninggal dunia.

Setelah itu, konsumsi kopi menyebar jauh dan luas, akhirnya mencapai perbatasan Eropa. Kopi mencapai Venesia pada tahun 1615, yang memiliki hubungan perdagangan dengan Istanbul, dan perlahan-lahan menuju ke Barat menuju Prancis dan Inggris. Namun, kopi tidak ditanam di mana pun di luar Yaman (kecuali Ethiopia).

Beberapa otoritas keagamaan Italia saat itu curiga terhadap minuman baru yang mereka sebut minuman muslim. Seorang penentang menyebut kopi sebagai “penemuan pahit Setan” dan yang lain menyebutnya “anggur Arab”. Masalah ini kemudian dibawa ke Vatikan untuk diselesaikan Paus Clement VIII yang mencicipi secangkir sebelum memutuskan masalah ini dan menyatakan bahwa minuman tak ada yang salah dengan minuman tersebut. Tak lama kemudian, kopi menjadi populer di Italia, dan dari sana disebarkan oleh pedagang lain ke Jerman, Belanda, dan Inggris.

Pada tahun 1657, Queen’s Lane Coffee House dibuka di kota Oxford (masih bertahan sampai sekarang). Setengah abad kemudian berdiri sekitar 300 kedai kopi di Inggris.

Selama ratusan tahun, kopi adalah produk Yaman dan pelabuhan Mocha akan penuh dengan kapal yang memuat biji kopi untuk dibawa kembali ke negara asal mereka. Orang-orang Yaman dengan ketat menjaga barang-barang berharga mereka.

Semua biji kopi sebelum diekspor terlebih dahulu direndam dalam air mendidih agar tidak bisa tumbuh dan siapa pun yang tertangkap mencoba menyelundupkan biji kopi mentah ke luar negeri akan dipenggal kepalanya. Malang bagi Yaman, pengusaha di seluruh dunia mulai memperhatikan potensi tanaman ini dan hasilnya jauh lebih besar daripada risikonya.

Selama awal 1600-an, biji kopi hijau diselundupkan keluar dari Yaman dan ditanam di dunia baru (Amerika Utara dan Selatan). Hal ini memakan waktu seratus tahun tetapi setelah itu mereka mulai memproduksi biji kopi dalam jumlah yang cukup besar untuk melampaui Yaman sebagai pengekspor biji kopi terkemuka ke Eropa.

Pada akhir abad ke-17, budaya minum kopi telah menyebar ke seluruh Eropa dan biji kopi menjadi tanaman komersial utama dan berlanjut hingga hari ini.



Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال