Turkish Coffee (image) |
Referensi pertama untuk minuman kopi ini tampaknya muncul dalam tulisan seorang filsuf Muslim Arab bernama Rhazes yang hidup sekitar tahun 850-922 M, tetapi tidak jelas apakah minuman yang dia sebut Bunchum itu sebenarnya adalah kopi.
Pastinya minuman tersebut sudah dikenal pada abad ke-13
di Yaman, dimana dikenal dengan sebutan qahwah, yang terikat dengan kata
Arab qaha, artinya tidak lapar, mungkin karena minuman tersebut membatasi
nafsu makan. Saat minuman ini menyebar ke seluruh dunia Islam, namanya pun
berkembang. Orang Turki menyebutnya kahve, yang mengarah ke bahasa
Italia caffe.
Kopi menjadi populer di antara berbagai tarekat Sufi dan
menyebar ke seluruh Jazirah Arab. Tetapi terbatas pada daerah sekitar masjid
karena kopi disiapkan sebagai minuman sebelum zikir.
Penyebaran kopi akan tetap terbatas di Semenanjung Arab
sampai orang-orang Turki datang. Pelabuhan Mocha ditaklukkan oleh Turki pada
tahun 1400-an dan begitu mereka diperkenalkan dengan kopi, penyebarannya
semakin meluas ke Timur Tengah dan Afrika Utara.
Orang mungkin mendapat kesan bahwa penyebaran kopi itu
damai dan mulus, padahal tidak demikian. Dalam The Mohammedan Bean: The
Secret History of Islam and Coffee, jurnalis Abdul Rehman Malik menceritakan
kontroversi besar yang melingkupi minuman ini. Beberapa kali upaya dilakukan
untuk menyatakan kopi sebagai minuman yang memabukkan.
Fatwa dikeluarkan terhadap kopi. Beberapa alasan
diberikan, pertama minuman ini memabukkan, layaknya alkohol. Kedua, biji kopi
dipanggang sampai titik karbonisasi mirip dengan minuman fermentasi yang
dilarang oleh syara’. Ketika kopi menjadi semakin populer, kopi berpindah ke
ranah sekuler.
Masjid bersaing dengan kedai kopi untuk menarik
pelanggan, beberapa ulama khawatir dengan fenomena ini. Pada 20 Juni 1511 di
Mekah, kopi dilarang. Akan tetapi, keputusan ini lalu dibatalkan pada 1525
diikuti oleh Kairo pada 1539.
Pada tahun 1600-an, ketika kedai kopi menyebar ke seluruh
wilayah Kesultanan Utsmaniyah, putaran kedua penindasan kopi dimulai, tapi
bukan dalam konteks agama.