Warga Cisalada Cibadak sesalkan jalan rusak dibiarkan bertahun-tahun tanpa perbaikan. Anak sekolah saat melintasi jalan penuh genangan air. (FOTO: SUKABUMINEWS/LISON AP) |
sukabumiNews.net, PABUARAN – Warga Kedusunan Cisalada RT 01/RW 07, Desa Cibadak, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi menyesalkan keberadaan jalan di wilayah kedusunannya yang sudah bertahun-tahun seolah dibiarkan rusak tanpa perbaikan.
Salah satu warga perwakilan
dari Kedusunan Cisalada, Ibu Neng (38) menilai, kondisi jalan rusak tersebut seolah
tidak diperhatikan pemerintah karena sudah bertahun-tahun tak kunjung
diperbaiki.
“Padahal jalan ini
merupakan akses utama menuju Kantor Desa dan Kecamatan kami. Jika turun hujan
kami sulit hendak melintas, disebabkan lincin penuh lumpur karena tidak
beraspal. Bahkan warga kerap terjatuh saat melintasi jalan tersebut,” ungkap
Neng kepada sukabumiNews.net, Ahad (10/9/2022).
Warga setempat menilai,
akses jalan sepanjang 3 kilometer tersebut juga sudah tidak layak dilalui.
Dikatakan Neng bahwa warga
yang berda di wilayah kedusunannya kebanyakan berprofesi sebagai pedagang dan
petani. “Jika musim panen, mereka kerap kesulitan untuk mengeluarkan hasil
panennya, terlebih jika kondisi jalan penuh lobang dan licin,” keluhnya.
Neng menyebut, selain
dikeluhkan oleh para pedagang dan petani, kondisi tersebut juga mneyebabkan para
pelajar yang hendak melewati jalan harus melepas sepatu dan pakaian seragamnya,
lantaran takut kotor kecipritan tanah lumpur jalan yang mengedang.
Mengingat kondisi
seperti ini, warga setempat berharap Pemerintah Daerah (Pemda) bisa memperhatikan
dan segera melakukan perbaikan jalan.
Karena menurutnya, kalau
kondisi seperti ini terus dibiarkan, pendidikan dan perekonomian di wilayahnya tidak
dapat berjalan dengan baik.
“Kami berharap di Bulan
September tahun 2022, yang mana merupakan momen hari jadi Kabupaten Sukabumi
ke-152 tahun ini, harapan dan keinginan warga terkait jalan rusak ini segera terwudud,
hingga jadi layak dilalui,” pintanya.
Semantara itu, Dd
(13), salah satu pelajar SMP, warga kampung Ciwarung RT 01/07 membenarkan bahwa selama ini ia kerap tidak memakai
sepatu jika berangkat sekolah.
“Saya tenteng sepatu
jika saya pergi atau pulah sekolah dalam kondisi jalan penuh dengan air dan
lumpur, karena bila dipakai takut basah dan kotor,” ucapnya.
Bahkan tambah Dd, ia
sendiri dan teman-temannya pernah terpeleset terjatuh saat mau berangkat
sekolah karena jalanan rusah, licin dan berlumpur.
“Hingga akhirnya saya
batal pergi sekolah karena baju dan celana saya basah dan kotor terkena cipratan
air dan lumpur yang menggenagi jalan,” ungkapnya.