Komisi V DPRD Jabar Kunjungi Komisi X DPR RI Bahas Permasalahan Rekrutmen P3K

Dessy Susilawati bersama Anggota Komisi V DPRD Jabar kunjungi Komisi X DPR RI. |  

sukabumiNews.net, JAKARTA – Komisi V DPRD Jawa Barat melakukan Kunjungan Kerja ke Komisi X DPR RI Jalan Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2022).

Tujuan kunjungan dalam rangka membahas berbagai permasalahan rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) Guru 2021.

Beberapa diantaranya adalah kurangnya formasi PPPK untuk jabatan fungsional guru di pemerintahan daerah maupun sekolah-sekolah swasta yang kehilangan banyak guru dan pelaksanaan PPPK Guru.

“Banyaknya sekolah-sekolah swasta yang kehilangan guru. Ditambah sebagian besar guru-guru yang lulus PPPK adalah guru-guru yang berkualitas,” Ucap Anggota Komisi V DPRD Jabar, Dessy Susilawati kepada sukabumiNews, melaui keterangan yang diterima, Selasa.

Menurut Dessy, kondisi tersebut kemudian mengancam mutu sekolah-sekolah swasta yang kehilangan tenaga guru. Dan terakhir masalah anggaran yang ada di daerah masih jauh lebih rendah dibanding dengan jumlah pegawai honorer yang ada.

Politisi PAN tersebut menjelaskan, terdapat dua masalah krusial yang terjadi selama pelaksanaan rekrutmen PPPK Guru 2021. Pertama adalah kurangnya formasi PPPK Guru yang diajukan oleh pemerintah daerah (Pemda).

“Hal ini mengakibatkan banyaknya kasus guru lulus passing grade, namun tidak mendapatkan formasi. Dan ini cukup besar angkanya, yang lolos passing grade tapi saat ini belum bisa dapat formasi," terang Dessy.

Lebih lanjut Dessy mengatakan bahwa jumlah kebutuhan guru di Tanah Air cukup besar. Bahkan menurutnya, di tahun 2021 pemerintah berani menganggarkan kebutuhan guru PPPK mencapai 1 juta formasi.

"Sayangnya, hingga tanggal pengajuan formasi berakhir, pemerintah hanya mampu membuka setengah dari kebutuhan, yaitu sebanyak 506.247 formasi," sambungnya.

Dessy menjelaskan, hingga seleksi tahun 2021 berlangsung total 506.247 formasi tersebut tidak semuanya terisi. Di tahun 2021 itu peserta yang lulus dan diangkat sebagai PPPK, baru berjumlah 293.848. “Sementara 212.399 formasi sisanya tidak terisi,” bebernya.

Dikatakan Dessy bahwa sisa formasi kosong tersebut disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya tidak adanya pelamar yang ingin mengisi formasi tersebut. “Formasi yang kosong pelamar adalah formasi-formasi kebutuhan guru di wilayah-wilayah terpencil," tuturnya.

Permaslahan yang lainnya menurut Dessy terjadi pada pelaksanaan PPPK Guru. Dessy mengatakan bahwa banyaknya sekolah-sekolah swasta yang kehilangan guru. Ditambah lagi sebagian besar guru-guru yang lulus PPPK adalah guru-guru yang berkualitas.

Kondisi tersebut lanjut dia, kemudian mengancam mutu sekolah-sekolah swasta yang kehilangan tenaga guru.

Dessy memandang bahwa hal ini menimbulkan ketidakadilan bagi sekolah-sekolah swasta dan mengganggu proses pembelajaran.

Dia berharap, kepada seluruh guru honorer untuk bersabar dan tidak putus asa, namun tetap semangat karena guru honorer juga merupakan penyelamat negeri.

"Dalam kondisi sulit sekarang ini, siapa lagi kalau bukan guru dan tendik yang menyelamatkan negeri ini. Semoga ini didengar dan mendapatkan solusi terbaik dari DPR RI," tutupnya.

BACA Juga: Dessy Susilawati Serap Aspirasi Guru Honorer PGRI Soal Sekolah Swasta yang Gulung Tikar

Pewarta: Prim RK
Editor: AM
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2022

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال