Anggota DPRD Jabar HA Sopyan BHM menilai, kenaikan harga BBM akan memperlambat pemulihan ekonomi. (Istimewa) | |
sukabumiNews.net, BANDUNG – Anggota DPRD Jabar HA
Sopyan BHM menilai, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan berdampak kepada
daya beli masyakat dan memperlambat pemulihan ekonomi.
Hal tersebut diungkapkan HA Sopyan kepada sukabumiNews,
menanggapi recnana Pemerintah yang akan kembali menaikkan Harga BBM subsidi
jenis Pertalite dan Solar.
Sopyan mengingatkan kepada Pemerintah untuk
berhati-hati terkait rencana kenaikan harga BBM bersubsidi, yakni Pertalite dan
Solar.
Sinyal kenaikan harga BBM ini mencuat setelah beban
subsidi BBM dan kompensasi energi dalam APBN 2022 membengkak hingga Rp502 triliun.
Menurut Sopyan, kenaikan harga BBM akan berdampak di
seluruh sektor, yang saat ini sedang beranjak pulih.
“Jika kenaikan BBM berlaku, otomatis ada harga-harga
barang yang akan naik. Pedagang semuanya pasti membebankan barangnya dengan
menaikkan harga-harganya di pasaran. Dan pemulihan ekonomi yang baru mulai
tumbuh dan mulai berlari, otomatis akan melambat dan slow kembali,” terangnya.
Politisi Partai Gerindra yang juga Ketua Kontak Tani
dan Nelayan (KTNA) Kabupaten Sukabumi ini menekankan, daya beli masyarakat baru
pulih dari ‘sakit’ karena pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, lanjut dia, pemulihannya akan semakin
lama karena kenaikan BBM yang akan membuat dampak masif ke semua sisi kegiatan
ekonomi.
“Kenaikan BBM ini juga akan memberikan pada
pertumbuhan ekonomi yang saat ini sedang merangkak naik, karena berhubungan
dengan daya beli di masyarakat. Sektor industri pun berdampak, karena mayoritas
mengandalkan BBM dalam menjalankan operasionalnya,” papar Sopyan.
Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat ini
mengingatkan kepada Pemerintah supaya kenaikan Pertalite itu jangan berdampak
pada penurunan daya beli, lonjakan inflasi, hingga pertumbuhan ekonomi.
"Ini menyangkut hajat hidup orang banyak jadi semua harus diputuskan dengan hati-hati dihitung dampaknya jangan sampai menurunkan daya beli, konsumsi rumah tangga, menaikkan inflasi yang bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi,” tandasnya.