Pihak DP3A saat mendatangi orang tua korban TPPO di kediamannya. |
sukabumiNews.net, KAB. SUKABUMI – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi telah melakukan pendampingan kepada SR (15 tahun) korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Sukabumi.
Hal itu diakui Kepala
DP3A Kabupaten Sukabumi H Eki Radiana Rizki saat diminta tanggapan oleh
sukabumiNews terkait kasus yang menimpa gadis pelajar SMP di Cireunghas
Kabupaten Sukabumi Jawa Barat beberapa waktu lalu.
“Saat ini, DP3A
Kabupaten Sukabumi tengah mendatangi korban guna melakukan trauma healing dan
memulihkan psikis korban,” ucap Eki Radiana, didampingi Kabid TPPA Agus
Muharram, Kamis (14/7/2022).
Bukan hanya itu,
lanjut Eki, karena korban masih merupakan pelajar SMP, DP3A Kabupaten Sukabumi
juga akan membantu membujuk dan mengupayakan agar korban bisa mendapatkan surat
keterangan pelulusan dari pihak sekolah.
"Iya, karena
berdasarkan laporan dari lapangan, korban itu berangkat dari rumahnya untuk
bekerja ke Arab Saudi saat menjelang pelulusan. Kami, juga merekomendasikan
anak itu untuk kembali ke sekolah dan ikut ujian. Nanti akan kita tinjau ke keluarga
korban," jelasnya.
BACA: Dijanjikan Kerja Enak di Arab Saudi, Indentitas Anak SMP di Cireunghas Dipalsukan Sponsor
Dikataka Eki, untuk
mengantisipasi agar kasus serupa tidak terulang, DP3A Kabupaten Sukabumi
menghimbau kepada seluruh warga agar tidak tergoda pada iming-iming bekerja di
luar negeri sebagai pekerja migran.
Disinggung mengenai
dugaan adanya pemalsuan data identitas yang digunakan pelaku terhadap korban, Eki
menyampaikan bahwa hal tersebut sudah ditangani pihak kepolisian.
"Kita sudah
melakukan berbagai upaya memberikan himbauan mulai dari tingkat RT, RW,
Desa sampai tingkat Kecamatan untuk melakukan penjaringan. Tapi masih terus
kecolongan,” upanya.
Eki Radiana mengaku
prihatin dengan adanya anak SMP yang menjadi korban TPPO atau Human Trafficking akibat terbujuk rayu pekerjaan
enak dengan gaji besar yang dijanjikan.
“Kita juga harus
mengetahui bahwa moratorium pemberangkatan TKI ke timur tengah itu, masih ditutup.
Itu harus jadi pertimbangan kita sebagai orang tua yang akan berangkat ke sana
untuk bisa diantisipasi terutama terkait prosesnya yang ilegal non procedural. Mana
ada anak sekolah bisa bekerja jadi TKW,” tandasnya.
BACA Juga: P2TP2A Geram, Polisi Diminta Usut Tuntas Kasus Human Trafficking di Sukabumi