Pemerintah menurunkan anggaran stunting dari Rp35 triliun menjadi Rp25 triliun pada 2022. (Raisan Al Farisi). |
sukabumiNews.net, JAKARTA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan anggaran penanganan stunting sebesar Rp25 triliun pada 2022 Ini. Angka itu turun 28,47 persen dari tahun lalu yang mencapai Rp35 triliun.
"Anggaran 2022 tadi sudah disampaikan oleh bu
menteri (keuangan) bahwa total (anggaran) Rp25 triliun," ujar Kepala BKKBN
Hasto Wardoyo dalam konferensi pers secara daring, beberapa waktu lalu.
Meski turun, Hasto mengaku tetap optimistis semua
program penanganan stunting tetap berjalan sesuai target. Pasalnya, strategi
baru dalam menangani stunting lebih tepat sasaran akan dilakukan tahun ini.
"Kami tetap optimistis dengan anggaran sebesar
Rp25 triliun ini dengan refocusing agar lebih fokus, lebih tepat sasaran,"
kata Hasto.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan anggaran stunting turun
karena ada refocusing untuk penanganan covid-19. Kendati demikian, pemerintah
akan tetap fokus menyelesaikan masalah stunting.
"Anggaran 2022 itu secara nominal lebih rendah
daripada 2021 dalam penanganan stunting, tetapi yang perlu dicatat bahwa
anggaran kemarin itu terkena refocusing untuk penanganan covid-19," ucap
Muhadjir.
Ia mengatakan penanganan stunting akan didelegasikan
secara khusus kepada BKKBN. Hal ini agar mencapai target yang ditetapkan.
"Salah satu langkah yang diambil oleh presiden
adalah mendelegasikan wewenang penanganan stunting ini secara khusus kepada
kepala BKKBN," katanya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan
bahwa pihaknya mendapatkan anggaran untuk menangani stunting sebesar Rp3,1
triliun tahun ini. Dengan kata lain, 14 persen dari total anggaran penanganan
stunting ditempatkan di Kementerian Kesehatan.