Kepala SMP IT Bani Syaibah, Patoni Rahman saat memberikan pengharagaan kepada 3 siswinya yang berprestasi. |
sukabumiNews.net, CIBADAK (KAB. SUKABUMI) – Kepala SMP IT Bani Sayaibah, Patoni Rahman memberi respon menaggapi maraknya penolakan terhadap hilangnya frase Madrasah dalam draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
“Secara historis lembaga pendidikan madrasah telah
banyak melahirkan tokoh-tokoh nasional. Sehingga untuk kesinambungan pendidikan
nasional penting dan harus dicantumkan madrasah sebagai bagian dari sistem pendidikan
nasional,” ucap Patoni Rahman kepada sukabumiNews.net ditemui di kantornya belum
lama ini.
Menurutnya, peran madrasah seharusnya diperkuat, bukan malah dihilangkan. Apalagi banyak pemangku kepentingan bidang pendidikan berharap RUU
Sisdiknas yang baru ini memperkuat integrasi madrasah dalam sistem pendidikan
nasional Indonesia.
Terkait polemik RUU Sisdiknas ini Patoni menduga, ada pihak-pihak yang tidak menginginkan lembaga pendidikan madrasah ini
menjadi sumber pembelajaran akhlak, lantaran menganggapnya bahwa lembaga-lembaga pendidikan yang berbau Islam menjadi tempat orang-orang radikal.
Padahal kata dia, tidak ada satupun tempat pendidikan
seperti madrasah, pesantren, masjid dan tempat-tempat pendidikan Islam lainnya
menjadi tempat orang-orang radikal seperti anggapan para minoritas pembenci
Islam itu.
“Kalau seandainya masih ada yang mencap bahwa madrasah, pesantren, dan pendidikan agama Islam itu menjadi sumber radikalime, saya sangat sakit hati," ujarnya.
Sebab tegas dia, pada kenyataannya jurstru lembaga pendidikan Islam
ini adalah tempatnya orang-orang yang berakhlak mulia yang benar-benar akan
turut memperjuangkan NKRI seutuhnya.
Sejumlah siswa SMP IT Bani Syaibah saat melakukan foto bersama Kepala Sekolah. |