Tim Safari Pancasilais saat berziarah di Makam Tjoet Nyak Dien, Sumedang, Jabar. |
sukabumiNews.net, SUKABUMI – Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia (PP BAMUSI) melepas keberangkatan Tim Safari Pancasilais ke berbagai tempat ziarah di Jawa Timur (Jatim).
Ketua Bidang Hukum
dan Kebijakan Publik PP BAMUSI Nova, kepada sukabumiNews.net, mengatatakan, keberangkatan
Tim Safari Pancasilais fokus pada isu keberlanjutan kepemimpinan perempuan
Indonesia.
"Tim fokus pada
isu keberlanjutan kepemimpinan perempuan Indonesia dengan masa depan yang lebih
memberi space yang luas bagi partisipasi politik Perempuan,” ujar Nova kepada
sukabumiNews.net, melaui rilis yang diterima, Senin (28/2/2022).
“Caranya, kami
berdialog dengan tokoh perempuan sangat berpengaruh di daerah dan mengunjungi
makam tokoh besar perempuan atau pahlawan heroik, diantaranya The Queen of Aceh
Battle yakni Tjoet Nyak Dien," terangnya.
Nova mengatakan, Tim
Safari Pancasilais ini dibentuk dengan Misi utama yaitu Sustainable Woman Leadership
and Future is Female atau Kepemimpinan Wanita Berkelanjutan dan Masa Depan
adalah Wanita.
Sebab menurutnya, perempuan
sangat memiliki peran strategis di bidang politik dan sosial serta ekonomi
dimulai di lingkup terkecil yakni keluarga, sehingga negara perlu memberi
jaminan yg konkret bagi partisipasi politik perempuan bahkan menjamin keberlanjutan
kepemimpinan perempuan di Indonesia.
"Apalagi
Republik ini pernah dipimpin oleh seorang Ibu Rumah Tangga yang cerdas dan
berwibawa. Beliau juga pernah memimpin RI meski hanya sekali yakni Ibu Megawati
Soekarno Puteri," tuturnya.
Selanjutnya, kata Nova
Perjalanan Tim Safarinya berziarah ke Makam Kyai Abdul Wahab dan Makam KH
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Selepas dari Jombang,
Nova bersama Anggota Rombongan melanjutkan safarinya ke Blitar, mengunjungi
Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Blitar dan berdialog dengan Kepala Komisariat
GMNI Rima Cantika Sari dan Ketua Presiden Mahasiswa Fadli Ilata Syarafa.
“Dari Blitar, Tim
bergerak ke Yogyakarta, berdialog dengan Sekretaris Pengurus Pusat
Aisyiyah-Muhammadiyah yakni Ibu Tri Hastuti Nur Rochimah. Juga fokus pada isu
kepemimpinan perempuan dan peran politik perempuan yang sangat relevan untuk
demokratisasi Indonesia,” bebernya.