Gubernur Sulawesi Tengah terpilih Rusdy Mastura. | Foto: Istimewa |
Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura menolak tudingan bahwa ricuh (demo anti-perusahaan tambang) di Parigi Moutong yang merupakan warga dirinya karena tidak mau menemui pengunjuk rasa. Rusdy bahkan menduga ada provokator di balik aksi pada Sabtu (12/2/2022) itu.
sukabumiNews.net, SULTENG – Gubernur Sulawesi Tengah , Rusdy Mastura angkat bicara menanggapi ricuh perusahaan tambang yang merupakan salah seorang warga di Kecamatan Tinombo Selatan pada Sabtu (12/2/2022) polisi membubarkan blokade jalan oleh masa aksi.
Apa saja kejadian itu
dengan dirinya sendiri yang tidak datang ke lokasi aksi untuk menemui pengunjuk
rasa.
Menurut Rusdy saat
demo dan blokade jalan sebelumnya pada tanggal 7 Februari dia sudah mengutus
tim ahlinya untuk menemui massa dan mendengar aspirasi warga.
Melansir Liputan6.com,
saat itu bahkan melalui telepon dia akan menemui warga pada Senin (14/2/2022).
Curiga Ada
Provokator
Namun Gubernur
Sulteng dengan sapaan Cudy itu mengaku kaget menerima informasi, Sabtu
(12/2/2022) demonstrasi dan blokade jalan oleh pengunjuk rasa kembali terjadi.
Mantan Wali Kota Palu itupun menduga ada provokator di balik aksi itu.
“Saya menduga ada
provokator. Saya sudah katakan hari Senin baru kami akan ke sana karena ada
agenda pemantauan vaksin dan rapat,” Rusdy menceritakan, Ahad (13/2/2022).
Setelah hari Senin
itulah Rusdy mengaku baru akan menyurati kementerian ESDM untuk mengajukan IUP
PT Trio Kencana yang sudah dikeluarkan.
Rusdy berdalih harus
mengkaji IUP yang dipermasalahkan para pengunjuk rasa lebih dulu sebelum mengajukan
proposal ke kementerian. Salah satunya karena IUP perusahaan itu keluar saat
dirinya belum pernah menjadi gubernur.