Begini Suasana Sekitar Ponpes Habib Bahar yang Dijaga Ketat Santri. (Foto File: Sindonews) |
sukabumiNews.net, BOGOR – Kompleks pesantren Tajul Alawiyyin pimpinan Bahar bin Smith di Kemang, Kabupaten Bogor dijaga ketat oleh puluhan orang usai didatangi TNI dari Komando Resor Militer (Korem) 061/Suryakencana, Bogor kemarin.
Dilansir dari CNNIndonesia.com pada Sabtu (1/1) sekitar pukul 13.00 WIB, penjagaan dilakukan hingga area luar yang berjarak sekitar 100 meter dari kompleks pesantren.
Mereka juga menolak
memberi keterangan saat ditanya terkait alasan penjagaan tersebut. Mereka juga
melarang pengambilan gambar di sekitar lokasi. Salah seorang orang yang menjaga
juga mengatakan pihaknya hingga saat ini belum bisa menerima kunjungan dari
luar.
"Maaf. Nggak ada
keterangan. Mandat dari dalam, kalau ada siapapun, enggak boleh masuk,"
katanya, di lokasi.
Suasana di sekitar
lokasi terasa tegang. Mereka mengawasi setiap kedatangan orang dari luar yang
hendak memasuki area kompleks pesantren.
Belum diketahui
apakah puluhan orang yang berjaga di sekitar lokasi merupakan santri Bahar
Smith. Namun, salah seorang yang berjaga mengaku bukan santri Bahar.
Kuasa hukum Bahar bin
Smith Aziz Yanuar membenarkan penjagaan di Pesantren Tajul Alawiyyin tersebut.
Aziz menganggap wajar penjagaan itu dilakukan untuk menjaga guru atau ulama
mereka.
Aziz mengatakan
penjagaan khusus pasca teror kepada Bahar di sekitar lokasi pesantren akan
dilakukan selama 24 jam. Namun, ia tak menjawab tegas akan sampai kapan
penjagaan itu terus dilakukan.
"Wajar. Itu
bentuk penjagaan umat terhadap ulamanya, terkait teror pada beliau," kata
dia Sabtu (1/1).
BACA Juga: Ponpes Habib Bahar Dijaga Ketat, Kuasa Hukum: Itu Bentuk Penjagaan Umat Terhadap Ulamanya
Diketahui, penjagaan
tersebut dilakukan usai pesantren Bahar bin Smith didatangi beberapa prajurit TNI
dari Korem 061/Suryakencana yang dipimpinan langsung Komandan Korem (Danrem)
061/Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi.
Dalam video yang
beredar di media sosial, Fauzi terlibat cekcok dengan Bahar. Fauzi menyinggung
Bahar agar berhati-hati dalam berceramah. Tak mau kalah, Bahar kemudian
menyinggung KASAD Jenderal Dudung Abdurrachman agar tak berbicara soal agama
bila tak mengerti.
"Tugas saya
memberikan ceramah, tugasnya Dudung jangan ngutip-ngutip masalah agama kalau
enggak tahu masalah agama. Artinya apa? Jangan mensifati Tuhan dengan sifat
manusia. Itu ranah kita," tukas Bahar.
Terpisah, pengacara
Bahar Smith, Azis Yanuar menyebut bahwa kedatangan Danrem ke pondok pesantren
kliennya untuk memberikan ultimatum penjemputan paksa. Dia menyesalkan
penjemputan tersebut karena memberi teror kepada warga.
Azis menilai
kedatangan Danrem Suryakencana keliru sebab telah melangkahi wewenang
kepolisian.
"Bahwa dugaan
ancaman yang dilakukan Komandan Korem 061/Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi
yang mengatakan akan menjemput HBS bila tidak memenuhi panggilan Polda Jabar
adalah kekeliruan dalam memahami konsep penegakan hukum yang notabene merupakan
tugas Polri," kata Aziz dalam keterangan tertulis, dikutip sukabumiNews.net dari CNN Indonesia, Sabtu (1/1).
Komandan Korem
(Danrem) 061/Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi membantah pihaknya
mengintimidasi penceramah Bahar bin Smith hingga menimbulkan ketakutan bagi
warga sekitar.
Achmad mengatakan
tudingan yang disampaikan oleh tim kuasa hukum Bahar bin Smith itu tidak benar.
Dia juga meminta setiap orang untuk melihat video lengkap kejadian tersebut,
bukan potongan video yang beredar di media sosial.
"Tidak ada
[intimidasi], lihat video lengkapnya dulu," kata Achmad, dihubungi CNN Indonesia,
Sabtu (1/1).
Achmad mengatakan
kedatangannya ke kediaman Bahar Smith bertujuan untuk menjaga stabilitas dan
keamanan wilayahnya. Pasalnya, letak Pondok Pesantren milik Bahar Smith
tersebut berada di wilayah yang dijaganya.