PLN Pastikan Tidak akan Ada Pemadaman Listrk Akibat Krisis Pasokan Batu Bara. (Ilustrasi dok. Ant) |
sukabumiNews.net, JAKARTA – PT PLN (Persero) memastikan tidak akan ada pemadaman listrik akibat krisis pasokan energi primer, khususnya batu bara.
PLN terus berupaya
menjaga stabilitas pasokan energi primer tersebut agar dapat memenuhi standar
minimal 20 HOP (hari operasi) untuk seluruh pembangkit PLN maupun IPP usai
terbitnya kebijakan strategis Pemerintah yang mengutamakan pemenuhan pasokan
energi primer untuk kebutuhan nasional.
Direktur Utama PLN
Darmawan Prasodjo mengungkapkan, langkah cepat dan tegas pemerintah sangat
membantu PLN dalam memastikan ketersediaan energi primer.
“PLN merasakan
kebanggaan luar biasa bahwa dalam menghadapi krisis energi ini kami tidak dalam
kesendirian. Seluruh kekuatan bangsa ini bergabung bahu membahu menunjukkan
semangat juang dan kekompakan untuk mengatasi permasalahan ini secara
permanen,” tutur Darmawan seperti dilansir dari website PLN, Kamis (6/1/2022).
Pemerintah telah
mengambil langkah-langkah secara cepat yang sangat decisive. Atas kebijakan
Pemerintah dan dukungan nyata dari para mitra kerja, pasokan batu bara mulai
mengalir deras.
“Kami mengucapkan
terima kasih atas dukungan Bapak Presiden. Beliau turun langsung memberikan
arahan yang jelas, berbasis pada filosofi bahwa bumi dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,” ucapnya.
“Arahan Bapak
Presiden sudah sangat jelas, bahwa tidak akan ada pemadaman dalam skala apapun.
Maka untuk jangka pendek strategi PLN adalah upaya menghindari pemadaman. PLN
harus memastikan 20 juta MT batu bara untuk membuat ketersediaan batu bara di
pembangkit listrik dalam kondisi aman dengan minimal 20 hari operasi di bulan
Januari 2022. Jumlah itu terdiri dari, 10,7 juta MT dari kontrak eksisting dan
9,3 juta MT tambahan untuk meningkatkan ketersediaan batu bara ke level aman,”
ungkap Darmawan.
Hingga hari ini, PLN
sudah mendapatkan total kontrak 13,9 juta MT batu bara. Jumlah tersebut terdiri
dari 10,7 juta MT kontrak eksisting PLN dan IPP, dan 3,2 juta MT kontrak
tambahan. Tambahan pasokan ini akan masuk ke pembangkit PLN secara bertahap.
Perseroan pun terus meningkatkan kecepatan dan efektivitas bongkar muat kapal
pengangkut batu bara.
“Upaya kami salah
satunya adalah memaksimalkan batu bara yang awalnya akan diekspor bisa dikirim
ke pembangkit PLN,” ungkap dia.
Darmawan
mengungkapkan, solusi permanen dan jangka panjang terkait pasokan energi primer
PLN sangat dibutuhkan demi keandalan pasokan listrik ke masyarakat dan
ketahanan energi nasional. PLN akan bekerja keras, efektif dan efisien dalam
menjaga pasokan energi primer pembangkit.
Sebagai langkah
antisipasi ke depan, PLN akan melakukan kontrak jangka panjang dan perikatan
volume dengan swing 20 persen. Sementara harga batu bara tetap akan mengacu
pada regulasi pemerintah dengan skema kirim Cost, Insurance and Freight
(CIF/beli batu bara dengan harga sampai di tempat) atau skema Free on Board
(FOB/beli batu bara di lokasi tambang).
Di tengah pemulihan
ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19, pasokan listrik yang andal sangat
dibutuhkan. Untuk itu, PLN akan memastikan bahwa listrik tidak padam. PLN terus
berupaya dalam menjaga keandalan pasokan listrik yang berkualitas, mudah
diakses dan terjangkau bagi masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air.