Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi saat memberikan motifasi kepada para santri. |
sukabumiNews.net, BANDUNG – Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar dan motivasi berprestasi para santri di berbagai pondok pesantren di tanah air, Prawita GENPPARI secara konsisten melakukan berbagai upaya peningkatan SDM melalui berbagai program pelatihan, seminar maupun ceramah-ceramah motivasi lainnya.
“Hal ini dilakukan
karena menyadari betul bahwa kualitas SDM merupakan kata kunci untuk menjalani
kehidupan yang lebih baik “, ungkap Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan
Aulawi kepada sukabumiNews.net di Badung, Jawa Barat, belum lama ini.
Apalagi, kata dia,
fakta-fakta menunjukan bahwa orang Indonesia sesungguhnya cerdas-cerdas. Hanya
saja, lanjut dia, masih banyak orang yang tidak termotivasi sehingga
kecerdasannya tidak tampak.
“Oleh karena itu
dengan didasari semangat perjuangan dan pengabdian pada tanah air, seluruh
jajaran pengurus Prawita GENPPARI harus aktif membangun negeri melalui berbagai
program motivasi, baik di sekolah umum maupun sekolah-sekolah berbasis
keagamaan agar sama-sama bisa maju dan semua berkontribusi untuk kemajuan
bangsa dan Negara,” terangnya.
Begitupun dengan
kegiatan yang dilakukan di pesantren Qur’an Al Binaa, Arjasari Kabupaten
Bandung ini. Seluruh santri dan ustadz/ ustadzah begitu antusias dan secara
seksama memperhatikan betul apa yang disampaikan dan dijelaskan secara detail
oleh Dede Farhan Aulawi selaku Ketum DPP Prawita GENPPARI yang didampingi
jajaran pengurus lainnya.
Jejak juang Prawita
GENPPARI memang sudah tidak diragukan lagi. Terus bekerja dengan ikhlas dan
tanpa pamrih, merupakai nilai-nilai organisasi yang ditanamkan sejak awal dalam
pergerakan organisasi.
Dede juga menambahkan
bahwa motivasi merupakan sesuatu yang paling mendasar dan harus ada dalam
proses belajar karena hasil belajar akan optimal bila ada motivasi. Bahkan
motivasi selalu bertalian dengan suatu tujuan dalam hidup seseorang. Bahkan
Skiner dan ahli teori tingkah laku mengungkapkan tidak perlu memisahkan antara
teori belajar dan motivasi.
Tak lupa, dalam
kesempatan itu Dede juga mengingatkan tentang perlunya menanamkan nilai-nilai akhlaq
bagi anak didiknya. Dede mengingatkan, apapun mata pelajaran yang dipegang oleh
seorang pengajar, jangan lupa untuk menyisihkan waktu sekitar 20% untuk
memotivasi siswa dan santri dengan nilai-nilai budi pekerti dan akhlaq yang
baik.
Sebab, kata Dede,
sehebat apapun kepintaran seseorang, jika akhlaqnya tidak baik maka akan
dianggap sebuah proses pendidikan yang gagal. Apalagi menurutnya, saat ini
seringkali ditemui percakapan anak-anak yang menggunakan kata-kata yang kasar
atau jorok.