Petani memanen padi di Sawah/Net.
sukabumiNews.net, SUKABUMI – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Sopyan BHM menyatakan, pemerintah akan mempercepat transformasi petani Indonesia dari saat ini yang masih berpendapatan minim menjadi lebih makmur.
“Statistik
mengindikasikan bahwa terdapat sebanyak 28,9 juta petani dengan pendapatan yang
minim, sedangkan hanya ada 2,1 juta orang yang tergolong sebagai petani
terampil,” kata Sopyan kepada sukabumiNews.net di Sukabumi melalui selularnya, Rabu (15/12/2021).
Meski demikian,
Sofyan mengakui percepatan transformasi petani menghadapi tiga tantangan utama.
Pertama, ketidakseimbangan alokasi sumber daya produksi yaitu lahan dan petani
terampil.
Kondisi ini, menurut
dia, disebabkan produksi pangan lebih terkonsentrasi di Pulau Jawa yang
memiliki tanah paling subur, jaringan irigasi terbaik, dan tenaga kerja terampil
terbanyak.
“Tantangan kedua, yaitu
adanya ketidakseimbangan variasi tanaman. Adapun masalah ketiga adalah
inefisiensi pengolahan dan logistik pasca-panen,” terangnya.
Mantan ketua Kontak
Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat ini mengungkapkan, sistem distribusi
pangan di Jawa lebih berkembang dibandingkan dengan di luar Jawa karena jarak
yang relatif dekat dari sumber produksi ke pasar akhir.
“Namun Jawa memiliki
angka penduduk terpadat sehingga hal ini menjadi kendala serius terhadap
peningkatan kualitas hidup petani. Kepemilikan lahan secara individu kurang
dari 0,3 hektare per kapita,” ungkapnya.