Korporasi, Solusi Membangun Pertanian dan Kesejahteraan Petani

Ilustrasi keberhasilan pembangunan pertanian/Net.

sukabumiNews.net, SUKABUMI – Meningkatkan kesejahteraan petani tidak hanya membagi-bagikan bantuan, terlebih jumlah petani di Indonesia tidaklah kecil. Maka dalam membangun kesejahteraan petani janganlah main-main.

“Jadi jangan sekadar beri bantuan tanpa membangun sistem. Tidak akan efektif. Aspek keberlanjutan dan kemandirian petani harus terbangun,” kata Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat, yang juga mantan ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat, Soyan BHM kepada sukabumiNews.net, di Sukabumi (1/12/2021).

Menurut Sopyan, besarnya bantuan dalam penyediaan benih, pupuk dan alat merupakan wujud kepedulian terhadap petani. Namun pendekatan ini tidak memenuhi spirit berkelanjutan karena belum menjadikan pangan sebagai bisnis yang menguntungkan.

"Artinya petani belum merasakan dampak dari pertanian yang dibudidayakannya," terang politisi Partai Gerindra asal Kabupaten Sukabumi itu.

Dalam konteks ini lanjut dia, maka Kementerian Pertanian harus mengkorporasikan petani dalam memroduksi pangan, untuk mewujudkan skala ekonomi pengelolaan lahan persawahan atau tanaman lainnya yang berlangsung secara kolektif dalam luasan ribuan hektare.

“Kemudian barulah didukung dengan dengan sistem pengelolaan yang mengacu pada good agriculture practices (GAP) dan melibatkan penggunaan alat dan mesin,” ujar Sopyan.

“Demikian halnya untuk pengolahan hasil harus dilakukan melalui satu processing yang dilengkapi peralatan yang efisien serta dilakukan secara koorporasi. Melalui koorporasi maka biaya produksi dapat ditekan dan meningkatkan potensi margin,” tuturnya.

Di sisi supply, pemerintah juga wajib memberikan subsidi harga pembelian baik tanaman pangan dan komoditas lainnya: perkebunan, hortikultura serta peternakan. Dengan begitu kata dia, petani dapat memperoleh insentif dari penjualan hasil pertaniannya.

Disebutkan, pola inti plasma ini baik, karena pemberian bantua harus dibarengi dengan pembentukan koorporasi bagi petani. "Dengan pendekatan korporasi rakyat yang mengkoordinir lahan hingga ribuan hektare maka penerapan mekanisasi menjadi jauh lebih efektif,” tutupnya.

BACA Juga: Komisi II Meminta Pemprov Jabar Beri Perhatian Anggaran di Sektor Perkebunan

Pewarta: Prim RK
Editor: AM
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2021

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال