Dampak Presidential Threshold, Refly: yang Jagokan Anies Gigit Jari. |
sukabumiNews.net, JAKARTA – Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun berkomentar terkait presidential threshold yang baru-baru ini sedang jadi sorotan publik.
Menurutnya, banyak
pihak yang menginginkan agar peraturan tentang presidential threshold direvisi
agar peserta pemilihan presiden lebih beragam latar belakangnya, tidak hanya
berasal dari partai-partai tertentu atau besar saja.
Lewat video yang
tayang di kanal Youtubenya, Refly menyebut bahwa beberapa pihak menyatakan
sebagai pendukung tokoh misalnya seperti Anies Baswedan, Puan Maharani, Prabowo
Subianto, Airlangga Hartanto yang berpotensi maju pilpres pada tahun 2024.
Refly mengatakan
bahwa pihak yang memberikan dukungan kepada tokoh-tokoh tersebut karena ingin
semua tokoh yang potensial baik di pusat maupun daerah bisa berlaga di pilpres
2021.
“Sehingga semua calon
pemimpin potensial, baik di pusat maupun di daerah itu bisa berlaga. Jadi nanti
kita bisa bertemu dengan genuine leader betul-betul sosok yang memang bisa
membawa negara ini,” kata Refly Harun, Senin, dikutip sukabumiNews.net dari Panjimas.com,
Selasa (21/12/2021).
Refly menyoroti
dampak diterapkannya presidential threshold yang berpotensi menyebabkan
beberapa tokoh yang dijagokan untuk maju sebagai capres tersebut menjadi
terhambat langkahnya.
“Ini salah satu
dampak dari akibat diterapkannya threshold 20% atau 25% suara,” ungkapnya.
“Jadi bisa jadi
jagoan yang kalian jagokan seperti Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo tidak
bisa nyalon,” imbuhnya.
Refly kemudian
menyinggung tentang oligarki kekuasaan yang memborong semua kekuatan sosial
politik. Menurutnya, mereka akan menguasai parpol yang ada dan tinggal membelah
dua.
Refly kemudian
membuat gambaran apabila pemegang kursi mayoritas di parlemen bersikap kompak
saat pilpres nanti, maka tidak akan ada calon lain yang bisa berlaga.
“Misalnya sekarang
istana menguasai 82% kursi parlemen yang lolos, parlemen threshold maka tidak
ada calon lain kalau mereka kompak,” jelasnya.
Dari ilustrasi
tersebut, Refly mengatakan bahwa mereka tinggal membelah dua kekuatan. Satu
Prabowo Puan, satu calon lain memungkinkan para ketua umum dari 7 partai
tersebut.
Selanjutnya, menurut
Refly pasangan kedua bisa dibentuk dari dua di antara lima ketua parpol yang
tersisa.
“Jadi berarti tinggal
5, maka tinggal dibentuk pasangan diantara Surya Paloh, kemudian Suharso
Monoarfa, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar dan Zulkifli Hasan,” ucapnya.
“Slotnya tinggal satu
saja, diantara mereka tinggal bagaimana kesepakatan lalu ya diadu dengan
Prabowo, Puan yang merupakan kontestasi yang kira-kira cuma main-main saja.
Tidak serius begitu,” sambungnya.
Jika hal itu
benar-benar terjadi, Refly menyebut para pendukung Anies Baswedan dan Ganjar
Pranowo hanya bisa gigit jari karena jagoan mereka tak bisa berlaga.
“Makannya kita harus
menghilangkan kemungkinan ini, sekecil apapun itu,” ucap Refly.