sukabumiNews.net, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan respon tegas kepada Otoritas Australia yang melakukan pembakaran terhadap tiga kapal nelayan Indonesia.
Respon tegas tersebut
ditunjukkan melalui penundaan patroli bersama sampai pihak KKP mendapatkan
penjelasan lebih lanjut dari Australian Border Force (ABF).
“Ini respon atas
perkembangan yang terjadi, patroli bersama Jawline-Arafura akan kami tunda,”
tegas Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP),
Laksamana Muda TNI Adin Nurawaluddin, dilasir ERA.id.
Jawline-Arafura
sendiri merupakan patroli bersama ABF dan Ditjen PSDKP KKP yang dilaksanakan di
perbatasan Indonesia-Australia. Operasi ini menggerakkan aset kapal pengawas
dan pesawat pemantau yang dimiliki oleh kedua pihak dalam rangka penanganan
kerawanan di wilayah perbatasan kedua negara.
“Harusnya minggu ini
dilaksanakan, namun dengan perkembangan yang ada saat ini, kami menunggu
penjelasan resmi dari pihak ABF,” ujar Adin.
Adin menyampaikan
bahwa penjelasan dari ABF ini penting untuk menghindari kesimpangsiuran
informasi terkait dengan identitas ketiga kapal yang dibakar maupun 13 lainnya
yang diusir dari perairan Australia.
Lebih lanjut, Adin
menjelaskan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan perwakilan ABF di Jakarta
untuk memperoleh informasi yang lebih detail terkait insiden maupun kapal-kapal
yang telah dibakar tersebut.
“Kami sudah
komunikasikan dengan perwakilan ABF di Jakarta,” ujar Adin.
Sebelumnya,
berdasarkan berita yang beredar, otoritas Australia dilaporkan melakukan
tindakan pembakaran terhadap tiga perahu nelayan asal Indonesia dari 16 perahu
nelayan yang tertangkap oleh otoritas Australia.