Warga Titisan Mulai Rasakan Krisis Air Bersih Akibat Banyaknya Sumur Bor

Sedikinya seratus jerigen dan ember air milik warga menunggu giliran untuk diisi. Warga rela mengantri guna mendapatkan air bersih yang dibagikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi. (Foto: sukabumiNews/Prim RK) 

sukabumiNews.net, SUKALARANG – Warga Desa Titisan Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi Jawa Barat mulai merasakan krisis air bersihDiduga, hal ini disebabkan banyaknya sumur bor air yang dibuat di sekitar wilayah Desa Titisan.

Pantauan sukabumiNews.net di lapangan pada Kamis, 30 September 2021, tampak puluhan warga antri menunggu giliran bantuan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi.

Kades Titisan, Bambang. 

Menurut, Kepala Desa Titisan, Bambang, krisis air bersih ini semula hanya dirasakan oleh warga di satu Kedusunan yaitu Kedusunan Cimanggu, di mana di sana terdapat galian pasir.

“Namun pada pertengahan tahun 2021, hampir semua kedusunan di wilayah Desa Titisan mengalami krisis air bersih,” ujar Bambang kepada sukabumiNews.net, Kamis (30/9).

"Untuk warga di Kedusunan Cimanggu kondisi ini memang sudah lama dirasakan. Tapi kalau untuk semua kedusunan, mulai terasa baru di pertengahan tahun 2021 ini. Hampir 80 persen banyak sumur warga yang kering total,” ungkapnya.

BACA Juga: Krisis Air Bersih Masih Dialami Warga Kampung Ciembe Padabeunghar

Bambang menduga, banyaknya sumur bor air yang dibuat oleh pabrik-pabrik, perusahaan maupun kos-kosan besar di wilayah Desa Titisan manjadi penyebab utama, pemicu kekeringan dan krisis air bersih.

Dengan adanya pabrik pabrik besar, galian pasir dan banyaknya pendatang baru seperti karyawan-karyawan pabrik yang ngekos, lanjut Bambang, mau tidak mau konsekuensinya kebutuhan air bersih akan sangat banyak terpakai.

“Karena seperti pabrik saja berapa kubik air yang dipergunakan setiap harinya,” ujar Bambang.

Menyikapi kondisi tersebut, Bambang mengaku segera mencari solusi dengan mencobanya berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) terdekat.

"Alhamdulilah kemaren ada bantuan subsidi pemasangan air bersih dari PDAM, dengan membayar Rp130 ribu. Kita gratis air bersih selama dua bulan,” terang Kades.

Hanya saja yang jadi masalah, tambah Kades, PDAM sendiri mengambil airnya dari mata air yang bersumber di wilayah setempat. "Jadi ada keterbatasan untuk PDAM sendiri. Air bersih yang dipergunakan paling ada pagi dan sore saja," bebernya.

Bambang berharap semua perusahaan yang ada di wilayah Desa Titisan untuk berpartisipasi, membantu menyelesaikan masaah krisis air bersih ini.

"Kemaren kita adakan pemanggilan dan ada kesepakatan dari perusahaan perusahaan untuk peduli dengan rencana kita dalam pembuatan sumur bor, dan kita sudah laksanakan itu,” kata Bambang.

Akan tetapi menurutnya, dengan semakin banyaknya sumur bor, semua kedusunan akan semakin mengalami krisis air bersih.

Bambang mengaku, untuk menyikapi lebih lanjut permasalahan yang tengah dihadapi warga Desa Titisan, ia menyampaikannya kepada beberapa anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, meski hingga kini masih belum ada tanggapan.

"Kami sangat berharap dan menunggu partisipasi dari pemerintah melaui program-programnya seperti Pamsimas atau pipanisasi yang berkaitan dengan air bersih, karena memang kami sangat membutuhkannya,” ucap Bambang penuh harap.

BACA Juga: Warga Cimenteng Curugkembar Berebut Air Bersih Akibat Kekeringan

Pewarta: Prim RK
Editor: AM
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2021

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال