sukabumiNews.net, DHAKA – Unjuk rasa ribuan Muslim di dua kota utama Bangladesh pada Jum’at, 15 Oktober 2021 kemarin berlangsung ricuh. Kericuhan bermula ketika Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet kepada ribuan pengunjuk rasa.
Aksi unjuk rasa itu
merupakan hari ketiga atas terjadinya kasus penodaan agama di negara mayoritas
Muslim itu.
Protes dimulai sejak
hari Rabu setelah sebuah rekaman muncul menunjukkan sebuah Al-Quran yang
diletakkan di atas lutut dewa Hanuman, selama perayaan festival Hindu Durga
Puja. Warga hindu hanya berjumlah 10 persen dari populasi di negara tersebut.
Melansir Arrahmah
dari AFP, sedikitnya empat orang tewas sejak Rabu malam ketika polisi menembaki
kerumunan sekitar 500 orang, yang menyerang sebuah kuil Hindu di Hajiganj, salah
satu dari beberapa kota yang dilanda kerusuhan.
“Dua orang Hindu juga
tewas dan sekitar 150 lainnya terluka di seluruh negeri,” kata pemimpin
masyarakat Gobinda Chandra Pramanik kepada AFP (15/10).
Sedikitnya 80 candi
darurat juga diserang. Pihak berwenang belum mengonfirmasi kepastian jumlah
korban.
Pada hari Jumat,
sedikitnya 2.500 jamaah Muslim berkumpul di luar Masjid Baitul Mukarram, masjid
terbesar di Bangladesh di Dhaka tengah. Jemaah menuntut “hukuman adil” bagi
pelaku “penodaan” kitab suci Islam.
“Mereka membawa
prosesi dan melemparkan sandal dan batu bata ke petugas kami. Kami menembakkan
peluru air mata dan peluru karet untuk membubarkan mereka,” kata wakil
komisaris polisi Dhaka, Sazzadur Rahman, mengatakan kepada AFP.
Dia mengatakan
setidaknya lima petugas terluka dan tiga pengunjuk rasa ditahan.
Seorang fotografer
AFP di tempat kejadian mengatakan lebih dari 5.000 orang bergabung dalam aksi
protes tersebut.
Pejabat polisi
setempat, Bijoy Basak mengatakan di Chittagong, polisi menembakkan 50 peluru
kosong untuk membubarkan ratusan pengunjuk rasa Muslim, yang menyerang petugas
ketika menjaga kuil Hindu.
Layanan internet
ponsel berkecepatan tinggi terpaksa dihentikan sementara di seluruh negeri,
untuk mencegah penyebaran kekerasan.
Di tengah
kekhawatiran merebaknya aksi tersebut, dan dapat “mengganggu” negera tetangga
yang mayoritas Hindu, India, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina bertemu
dengan para pemimpin komunitas dan menjanjikan tindakan tegas terhadap pelaku.