Gubernur Anies Baswedan dalam forum Time to Act. (Foto: Hidayarullah) |
Salah satu enam fenomena yang diangkat Anies Baswedan dalam forum itu adalah meningkatnya jumlah anak yatim akibat kematian orang tuanya karena Covid-19
sukabumiNews.net,
JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan bahwa Jakarta akan
menjalankan perannya dalam ikut menanggulangi dampak perubahan iklim. Terlebih
Jakarta akan menjadi tuan rumah Urban20 pada tahun 2022 yang akan membahas isu
potensial di era pascapandemi Covid-19.
“Kota memiliki ritme kehidupan yang dinamis, selalu berubah, dan berkembang. Dalam pengukuhan Jakarta sebagai tuan rumah Urban20 (U20) berikutnya, saya menyoroti 6 (enam) fenomena kota pascapandemi yang harus diwaspadai.
Antara lain Perumahan
produktif (terjangkau); Masa depan industri properti; Mobilitas berkelanjutan
dan aksesibilitas inklusif terhadap mobilitas; Kelangkaan pekerjaan dan masa
depan pekerjaan; Keterbatasan interaksi sosial; dan Perhatian untuk peningkatan
jumlah anak yatim akibat kematian orang tuanya karena Covid-19, Ini harus kita
perhatikan dan kita usahakan solusinya.”
Demikian disampaikan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies saat menjadi pembicara dalam forum Climate Heroes yang diselenggarakan secara daring oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Kamis (30/9/2021).
BACA Juga: Angka Kasus Aktif Covid-19 di DKI Jakarta Turun Drastis
Dalam forum ini Anies membahas fenomena urbanisasi besar yang membuat sebagian besar penduduk akan tinggal di kota.
Menurut Anies,
diperkirakan ada 60,4% populasi dunia akan tinggal di kota pada tahun 2030 dan
68% pada tahun 2050.
“Sebagian besar penduduk dunia tinggal di kota. Dalam pengertian ini, banyak kehidupan bergantung pada kota. Diproyeksikan bahwa setidaknya 60,4% populasi dunia akan tinggal di kota pada tahun 2030 dan 68% pada tahun 2050 dan nantinya peran kota penting bagi peradaban kita,” jelasnya.
Kemudian terkait perubahan iklim kota, juga memiliki peran besar di dalam aspek kehidupan populasi di dalamnya. Untuk itu, kota bertanggung jawab untuk mengurangi emisi karbon yang menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim di dunia, sehingga bumi nantinya dapat secara layak ditinggali oleh generasi selanjutnya.
“Peran sistem
perkotaan dan pemimpin kota menjadi sangat penting, terutama ketika kota
ditantang oleh tantangan besar seperti pandemi COVID-19 dan perubahan iklim.
Maka dari itu komunitas internasional
juga memberikan perhatian yang signifikan pada kota-kota.
Dalam kesepakatan
global, seperti Perjanjian Paris dan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030,
pemerintah kota diakui sebagai sekutu penting dalam mendorong masa depan yang
lebih hijau, tangguh, dan berkelanjutan. Kota juga bertanggung jawab untuk
mengurangi emisi karbon global dengan melakukan tindakan di tingkat lokal,”
paparnya.