Unjuk rasa anti islamofobia di Inggris. (ist) |
Zara Sultana, anggota
parlemen Partai Buruh untuk Coventry South mengatakan dia menerima berbagai
pesan kasar. Di antaranya, ada yang berkirim pesan ‘Sultana, kamu dan
gerombolan Muslim kamu adalah ancaman nyata bagi kemanusiaan,’ atau ‘di mana
pun kamu berada kamu adalah penyakit, pergi’ dan yang lain mengatakan, bahwa
dirinya adalah simpatisan teroris dan sampah bumi.
“Sebelum terpilih,
saya gugup menjadi wanita Muslim di mata publik,” kata Sultana di Westminster
Hall, dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (10/9).
Sultana mengaku
tumbuh dewasa dan telah terbiasa melihat pelecehan yang dialami oleh Muslim
Inggris. Karenanya dia juga mengetahui perjalanannya sebagai muslim tidak akan
mudah.
“Dan ketika
gadis-gadis muda bertanya kepada saya bagaimana rasanya, saya ingin mengatakan
bahwa saya salah karena khawatir, bahwa mereka akan menghadapi tantangan yang
sama seperti teman dan kolega non-Muslim mereka. Tetapi dalam waktu singkat
saya di Parlemen, itu tidak benar,” kata dia.
Sultana melanjutkan
menjadi seorang perempuan Muslim, menjadi seorang yang blak-blakan dan
berhaluan kiri, akan menjadi sasaran rentetan rasialisme dan kebencian. Karena
beberapa kelompok memandang Muslim adalah musuh mereka. “Seolah-olah saya
adalah musuh negara tempat saya dilahirkan, seolah-olah saya bukan milik saya,”
ujarnya.
Sultana juga
mengatakan pelecehan yang dia terima semakin memburuk ketika dia mengkritik
mantan perdana menteri Tony Blair karena melancarkan “perang ilegal” di
Afghanistan. Sultana menggarisbawahi Islamofobia ini tidak datang dari ruang
hampa, melainkan karena doktrin turun temurun.
Sultana mengatakan
Sabtu ini akan menandai peringatan 20 tahun serangan teroris 11 September di
Amerika Serikat. Sebuah serangan pembunuhan massal yang mengerikan yang selalu
membayangi warga AS.
Menurutnya, ini
adalah latar belakang perang bencana di Timur Tengah, di mana hubungan palsu
ditarik antara Irak dan serangan 9/11, memberikan legitimasi palsu untuk perang
yang lebih berkaitan dengan minyak daripada keselamatan warga Inggris. Sultana
berharap segalanya bisa menjadi lebih baik di masa depan, saat dia menundukkan
kepalanya, tetapi segalanya menjadi lebih buruk.
Mengacu pada sebuah
artikel yang ditulis oleh Perdana Menteri Boris Johnson, Sultana mengatakan
hari ini perdana menterinya telah mengolok-olok Muslim sebagai ‘kotak surat’
dan ‘perampok bank.’ Islamofobia, tambahnya, sangat nyata di Inggris.