Daftar sejumlah nama yang disebut-sebut warga sebagai keluarga besar oknum pejabat penting di Lebak yang diduga telah menyerobot ratusan Ha lahan tanah milik warga. (Istimewa/sukabumiNews/jahru)
"Carut marut perkara pertanahan masih menjadi wajah buram negeri ini. Mafia tanah dituding jadi musabab"
sukabumiNews.net, LEBAK (BANTEN) – Ratusan warga di Desa Cilograng Kecamatan Lebak, Banten dikabarkan kehilangan tanahnya lantaran diduga disebot oleh keluarga pejabat setempat.
Menurut warga lahan mereka itu diketahui hilang ketika pengajuan pembuatan sertifikat tanah gratis ditolak, lantaran lahan yang diakui sebagai miliknya itu sudah terdaftar menjadi lahan tanah atas nama orang lain.Sebut saja Pak Apidin.
Ia memiliki tanah waris dari bapaya yang ketika pengajuan sertifikat tanah program
Pendaftaran Tanah Sistem Lengkap (PTSL) dari pemerintah ditolak karena lahan tanahnya
disebut telah bersertifikat atas nama
orang lain yang diduga merupakan keluarga pejabat di Lebak.
“Padahal waktu itu
pengukuran dilakukan bersama-sama dengan petugas ukur PTSL,” ucap Apidin kepada
sukabumiNews, belum lama ini.
BACA: Warga Cilograng Banyak Kehilangan Tanah, Begini Saran Ketua Panitia Ajudikasi PTSL Lebak
Apidin adalah salah
satu dari sekian banyak nama warga di kampungnya yang menghadapi perkara sama.
Bahkan menurut Bapa Cevi,
warga Kampung Cisarua menuturkan, tanahnya saat ini sudah dicaplok atas nama keluarga
besar oknum yang diduga menjadi orang nomor satu di Kabupaten Lebak.
Padahal diketahui, Negara
telah membentuk Satgas Anti-Mafia Tanah guna mengusut pihak dan oknum yang
bermain di dalam sengketa tanah. Sementara itu, pemerintah pun tengah
menyiapkan program sertifikat tanah elektronik yang disebut dapat mempersempit
ruang gerak mafia tanah.
Dengan adanya kejadian seperti ini mereka berharap tanah-tanah yang terampas oleh nama-nama yang disebut-sebut merupakan keluarga orang nomor satu di Kabupaten Lebak Propinsi Banten ini bisa dikembalikan kepada warga, pemilik yang sebenarnya.
“Jika memang nama-nama yang disebut-sebut sebagai keluarga besar pejabat di Lebak ini tidak benar, kenapa mereka diem saja, ga ada niat baik untuk mengklarifikasinya,” tutur warga penuh rasa sedih.“Kami warga bukan
menuduh. Sekali lagi bukan menuduh, tapi memang yang terdaptar di hasil ukur
tanah tanah kami sudah pindah kepada nama-nama ini,” jelas warga sambil
menunjukkan bukti nama-nama orang yang diduga telah mengambil hak tanahnya.