Nonong Winarni saat diwawancarai wartawan di hadapan gedung SMAN 1 Cisaat, Sabtu (28/8/2021). - Foto: Herher |
sukabumiNews.net, CISAAT – Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Wilayah V Jawa Barat (Jabar), Nonong Winarni menyatakan, pembelajaran yang dilakukan secara daring selama satu tahun terakhir ini memang terdapat plus-minus.
“Terlebih di wilayah Kabupaten Sukabumi, lantaran masih banyak yang sulit menjangkau internet,” kata Nonong Winarni kepada sukabumiNews.net, saat menghadiri pelaksanaan vaksinasi massal bagi pelajar SMAN 1 Cisaat, yang digelar di gedung SMAN 1 Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (28/8/2021).
BACA Juga: 252 Pelajar di SMAN 1 Cisaat Telah Terima Vaksin Covid-19
Nonong menjelaskan. Untuk minusnya pembelajaran online yakni tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi Kabupaten Sukabumi secara geografis merupakan pegunungan yang kemudian tidak semua wilayah dapat menjangkau internet.
"Masih banyak daerah
dan wilayah yang terisolir oleh jangakauan internet. Dari jumlah 319 sekolah
yang ada di Kota dan Kabupaten Sukabumi,hanya 80 persen saja yang bisa
mengikuti pembelajaran online. Artinya masih ada 48 persen lagi tidak bisa
mengikuti pembelajaran online,” jelasnya.
Ketika terisolir, lanjut
dia, maka pembelajaran tatap muka tidak dilakukan, dan pembelajaran online pun
sangat susah dilakukan.
“Kita berharap di
satu tahun kemarin kualitas belajar secara daring tidak menurun bahkan bisa
ditingkatkan,” tambahnya.
Terkait PPKM di wilayah Kabupaten Sukabumi, KCD wilayah V Jawa Barat memastikan tidak akan dulu diberlakukan, karena selama ini di wilayah Kabupaten Sukabumi menurutnya selalu berada di bawah.
BACA Juga: Bupati Sukabumi Berharap Penerapan Level PPKM di Kabupaten Sukabumi Turun
KCD sendiri, lanjut
dia, saat ini masih mengikuti aturan terkait dengan level PPKM di Kabupaten dan
Kota Sukabumi yang pada pekan ini berada di level 4, di mana pada level 4
tersebut semua sekolah tidak diperbolehkan melakukan belajar tatap muka.
"Upaya vaksinasi
ini merupakan upaya supaya level PPKM kita turun dari 4 ke level 3 atau 2,
sehingga pembelajaran tatap muka bisa digelar,” tutur Nonong Winarni.
Menurut Ninong, dari
sisi kesiapan, semua satuan pendidikan rata-rata sudah siap untuk menggelar kegiatan
pembelajaran tatap muka secara terbatas.