Profesor Tong Yigang dari Beijing University of Chemical Technology/ Net. |
sukabumiNews.net, BEIJING – Air susu Ibu (ASI) disebut ampuh dalam mencegah dan mengobati Covid-19. Hal ini diungkap oleh ilmuwan China dan dipublikasikan di situs kesehatan biorxiv.org, pada Jumat (25/9/2020) lalu.
Riset tersebut
dipimpin oleh Profesor Tong Yigang dari Beijing University of Chemical
Technology. Studi ini mengumpulkan ASI sejak tahun 2017, jauh sebelum
terjadinya pandemi, dan dicobakan pada jenis sel bervariasi dari sel ginjal
hewan hingga sel paru-paru dan usus anak muda.
Hasilnya pun sama,
dan sebagian besar strain virus yang hidup terbunuh oleh ASI. Diungkapkan bahwa
“ASI mampu memblokir bahkan replikasi virus setelah masuk,” tulis penelitian
tersebut seperti dikutip dari South China Morning Post, dan CNBC Indonesia,
Senin (28/9/2020).
Hasil penelitian ini
bertentangan anggapan sebelumnya bahwa menyusui dapat meningkatkan risiko
penularan Covid-19. Menurut laporan media China, bayi baru lahir di Wuhan
dipisahkan dari ibu yang positif Covid-19 dan diberi makan dengan susu formula
sejak Februari 2020.
Centres for Disease
Control (CDC) Amerika Serikat juga mengingatkan bayi yang menyusu pada ibu yang
diduga tertular atau positif corona, bisa dianggap sebagai suspect corona.
Namun penelitian ini
mendukung studi World Health Organization [WHO] yang meminta ibu meneruskan
memberikan ASI meski mereka positif Covid-19. Di mana dalam penelitian itu
melibatkan 46 ibu menyusui terinfeksi Covid-19 tetapi anaknya tidak terinfeksi
dari meyusui.
Dalam penelitian ini,
Tong Yigang dan rekannya mencampurkan beberapa sel sehat ke dalam ASI manusia,
kemudian mencuci ASI dan mengekspos sel tersebut ke virus.
Mereka mengamati
hampir tidak ada pengikatan atau masuknya virus ke sel-sel ini, dan pengobatan
juga menghentikan replikasi virus dalam sel yang sudah terinfeksi.
Mereka menyimpulkan
bahwa infeksi dapat dihalau oleh ASI, yang diketahui memiliki efek menekan pada
bakteri dan virus seperti HIV.
Tong Yigang dan
koleganya menduga virus corona sensitif terhadap beberapa protein antivirus
terkenal dalam susu, seperti laktoferin, tetapi tidak menemukan satu pun
protein yang bekerja seperti yang diharapkan.
Sebaliknya, mereka
mengatakan bahan yang paling disukai untuk menghambat virus adalah whey, yang
mengandung beberapa protein berbeda.
ASI mampu
menghilangkan virus dalam jenis sel yang lebih luas, tetapi para peneliti
mengatakan tidak jelas apa yang menyebabkan perbedaan tersebut.
Tong Yigang dan
koleganya mengatakan mereka belum menemukan tanda-tanda bahaya yang disebabkan
oleh ASI, yang “mendorong proliferasi sel” saat membunuh virus.