Jemaah Haji tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, 25 Juli 2020. (Saudi Ministry of Media via AP)
sukabumiNews.net, MAKKAH
– Muslim yang akan menjalankan ibadah haji tahun ini, pada Sabtu (17/7/2021) mulai
berdatangan di Makkah. Kegiatan ibadah haji tahun ini memang berlangsung secara
berbeda daripada biasanya.
Dilansir dari CNN
Indonesia, dalam pelaksanaan ibadah haji kali ini, pemerintah Arab Saudi
mengeluarkan sejumlah peraturan. Di antaranya membatasi jumlah jemaah yakni
sebanyak 60.000 orang.
Kemudian orang yang
bisa melaksanakan haji hanyalah penduduk setempat yang sudah menerima vaksin
dosis penuh, serta berusia 18-65 tahun tanpa penyakit kronis.
Sementara menurut Kementerian
Haji Arab Saudi, seperti diberitakan Voa Indonesia hari ini, jika pada
tahun-tahun sebelumnya kegiatan itu menghadirkan sekitar 2,5 juta orang, pada
tahun ini, hanya akan diikuti 1.000 hingga 10.000 orang.
Para peserta terbatas
hanya untuk mereka yang sudah berada di negara kerajaan itu. Dua pertiga adalah
orang asing yang tinggal di Arab Saudi, dan sepertiga lainnya adalah warga
negara itu.
Fatin Daud, seorang
warga Malaysia yang sedang menempuh pendidikan di Arab Saudi, adalah salah satu
dari mereka yang terpilih untuk menjalankan ibadah haji tahun ini.
Menurut mahasiswa
berusia 25 tahun itu, setelah terpilih, sejumlah pejabat Kementerian Kesehatan
datang ke rumahnya untuk menjalankan tes Covid-19 terhadapnya. Ia kemudian
diberi gelang elektronik yang memonitor pergerakannya dan diminta menjalankan
karantina mandiri di rumahnya selama beberapa hari.
Setelah itu, Daud dipindahkan
ke sebuah hotel di Makkah, di mana ia kembali diminta melakukan karantina
mandiri, dan masih mengenakan gelang elektronik.
Sebuah boks besar
berisi makanan dikirim ke kamar hotelnya tiga kali sehari sementara ia bersiap
menjalankan ibadah haji. Ia sebetulnya dikelompokkan dengan sejumlah warga
Malaysia dan Singapura lain, namun mereka hanya diperkenankan berkomunikasi
secara online.
Pemerintah Saudi
menanggung semua pengeluaran haji tahun ini. Mereka menyediakan makanan,
akomodasi hotel, transportasi dan layanan kesehatan bagi semua peserta.
Padahal biasanya,
setiap pesertanya mengeluarkan ribuan dolar untuk bisa mengikuti kegiatan ini,
dan pemerintah Saudi sendiri mengeruk pendapatan miliaran dolar setiap tahunnya.
Arab Saudi tidak
pernah membatalkan kegiatan ibadah haji selama hampir 90 tahun negara itu
berdiri. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Saudi, tidak ada peserta yang
sengaja datang langsung dari luar negeri untuk bisa mengikuti ibadah ini.
Sebagai perbandingan,
pada tahun-tahun sebelumnya, sekitar 2 juta Muslim dari lebih 160 negara,
umumnya dari Asia dan Afrika, dapat mengikuti ibadah ini.