Mahasiswa UI demo di Salemba. (©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman) |
sukabumiNews.net, JAKARTA – Setelah ramai unggahan kritik The King of Lip Service untuk Presiden Joko Widodo, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Leon Alvinda Putra mengalami perundungan di media sosial. Unggahan lama Leon dibuka oleh sejumlah pendengung pro pemerintah di Twitter.
Salah satunya,
unggahan Leon bertanggal 25 Juni 2013 yang berisi pernyataan diundang ke Istana
Negara bertemu dengan ibu negara Ani Yudhoyono saat kepemimpinan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY). Lantas Leon diberikan julukan 'Asuhan Cikeas' oleh
pendengung di media sosial.
Menjelaskan unggahan
tersebut, Leon mengatakan, saat itu ia masih kelas 2 SMP. Ia memang mendapat
kesempatan ke Istana karena menang lomba karya tulis.
"Tahun 2013,
saya masih kelas 2 SMP di SMPN 1 Grogol Sukoharjo. Alhamdulillah menang juara 3
di bidang karya tulis dalam lomba penyuluhan sanitasi yang diadakan Satker PPLP
Jawa Tengah," ujar Leon saat dikonfirmasi, Rabu (30/6).
Lebih lanjut, ia bilang
saat itu mengikuti jambore sanitasi nasional di Jakarta yang juga dikukuhkan
oleh Ani Yudhoyono di Istana.
"Saya pun mengikuti jambore sanitasi nasional di Jakarta dan dikukuhkan oleh ibu Ani di Istana Negara," kata Leon.
Asuhan cikeas pic.twitter.com/Led4k2Jxeg
— ALone (@ALone_baae) June 29, 2021
Tuduhan Pro FPI
Leon juga mengklarifikasi
tuduhan para buzzer yang menyebutnya pro terhadap FPI. Sebab, BEM UI diketahui
mengkritik kebijakan pemerintah yang membubarkan ormas FPI tanpa melalui
pengadilan.
Leon bercerita, sikap
BEM UI terkait pembubaran FPI dikeluarkan pada tanggal 3 Januari 2021 yaitu
pada ujung kepengurusan BEM UI 2020.
“Fimana saya sudah
terpilih sebagai ketua BEM UI 2021, tapi belum sertijab/dilantik (terlaksana
pada tanggal 10 Januari),” katanya.
Leon menambahkan,
dirinya non aktif dari BEM UI 2020 mulai tanggal 2 Desember 2020 karena
mengikuti proses pemilu ketua BEM UI 2021 dan tidak terlibat dalam perumusan
sikap pembubaran FPI itu.