Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio. (Istimewa) |
sukabumiNews.net, JAKARTA – Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menyoroti pihak anti-kritik yang menyudutkan Badan Eksekutif Mahasissa Universitas Indonesia (BEM UI).
Menurut Hendri
Satrio, mahasiswa berhak menyampaikan pendapat atau pun ktitikan kepada
pemerintah Joko Widodo (Jokowi).
Hendri Satrio
menjelaskan bahwa pemerintah dalam arti Presiden Jokowi harus siap menerima
kritik.
"Seorang
mahasiswa saat berbicara, apalagi BEM UI, Unpad, dan lainnya itu pasti sudah
dengan kajian," jelas Hendri Satrio kepada GenPI.co, Ahad (27/6/2021).
Pendiri Lembaga
Survei KedaiKopi ini menyebut bahwa Jokowi perlu melihat kritikan tersebut
sebagai dasar atas kinerjanya.
Hendri Satrio bahkan
merasa aneh bila mengkritik tidak diperbolehkan. Sebab, kata dia, ada saja yang
menganggap kritikan sebagai salah satu golongan dari Hizbut Tahrir Indonesia
(HTI) atau Taliban.
"Jadi, jangan
semata-mata kemudian begitu ada kritikan, terus dianggap HTI atau Taliban. Kan,
jadi ngaco dong itu," tegasnya.
Hendri Satrio lantas
menanyakan tentang demokrasi yang dianut bila tidak menberikan kritik. Dia
bahkan berkelakar bahwa kritik dari mahasiswa perlu mendapat perhatian.
"Justru
dengarkan, mengerti, dan pahami isi pesannya. Jangan dibunuh pembawa
pesannya," jelasnya.
Seperti diketahui,
BEM UI mendadak berani menyentil dan mengunggah kritikan berbentuk poster di
media sosial terkait Presiden Jokowi pada Sabtu (26/6).