Sekretaris MUI kota Surakarta Drs. Teguh, Mpd. (Ist) |
sukabumiNews.net, SOLO – Aksi solidaritas untuk Palestina yang digelar oleh Himpunan Masyarakat Solo di bunderan Gladag, Surakarta, Jum’at (21/5/2021) berakhir cukup panas. Padahal dari awal acara sudah kondusif dengan pengamanan dan pengawasan oleh aparat.
Dalam acara tersebut
dihadiri oleh Drs. Teguh, Mpd selaku Sekretaris MUI kota Surakarta. Ia turut
memberikan pesan dan doa kepada bangsa Palestina yang saat ini mengalami
penjajahan secara terang-terangan oleh zionis Israel hingga saat ini.
Di mana saat kaum
muslimin di dunia merayakan iedul fitri dengan kebahagiaan bersama anggota
keluarganya, namun yang dialami oleh bangsa Palestina justru sebaliknya.
Dalam akhir-akhir
bulan Ramadhan, seperti tayangan di media yang beredar, bangsa Palestina harus
berjibaku dengan pasukan bersenjata lengkap. Hingga Ramadhan berlalu, datanglah
bulan Syawal, suasana mencekam belum berhenti. Korban jiwa terus bertambah.
“Siapapun yang tidak
peduli pada sesama mukmin, maka dia bukan golonganku kata Nabi (Muhamamad SAW),
oleh karenanya saudara-saudara kita yang dianiaya, diperlakukan tidak manusiawi
yang ada di Palestina, Allah telah memiliki perhitungan lain, kita selalu ingat
bahwa Allah berfirman wamakaru wamakarullah wallahu khoirun maakiriin,” ujar
Teguh dalam orasinya, dikutip Panjimas.com.
Teguh juga
menjelaskan tentang enam karakter orang Yahudi Israel, diantaranya yaitu
orang-orang yang tidak bersyukur kepada Allah, suka mengkhianati perjanjian,
kejam dan yang dikejar hanya harta karena mereka yakin kehidupan akhiratnya
masuk neraka sedangkan kaum muslimin berbeda, setiap yang diperjuangkan murni
mencari ridho Allah.
Teguh mengingatkan
tentang isi pembukaan UUD 1945 pada alenia pertama yang berbunyi sebagai
berikut.
“Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan
peri keadilan”.
Menurutnya, hal
tersebut merupakan komitmen orang Indonesia, komitmen pendiri negara Indonesia
sejak dulu. Ia kemudian menanggapi pernyataan seorang tokoh yang mengatakan
bahwa orang Indonesia yang membela bangsa Palestina dituding telah diserang
dengan ideologi khilafah, penganut ideologi-ideologi asing yang sesat.
“Jadi kalau ada orang
Indonesia mengatakan bahwa ngapain kita mikir Palestina, mikir negara sendiri
belum selesai, itu adalah orang yang tidak memahami pesan dari pada
Undang-Undang Dasar 45, maka tadi kita mengatakan bahwa kita ini
konstitusional, konstitusional, Allahu akbar,” katanya.