Para aktivis menentang hasil kesepakatan KTT ASEAN dan berjanji akan terus melanjutkan aksi protes. (Foto: @ AP/dpa/picture alliance) |
sukabumiNews, MYANMAR – Aktivis pro-demokrasi Myanmar menyerukan agar orang-orang berhenti membayar tagihan listrik hingga dana pinjaman. Mereka mengeritik hasil KTT ASEAN, menuntut pembebasan tahanan politik dan melanjutkan aksi unjuk rasa.
Aksi protes itu terjadi
di sejumlah kota besar di Myanmar pada Ahad (25/04/2021), sehari setelah
Jenderal Min Aung Hlaing mencapai kesepakatan dalam KTT ASEAN di Jakarta.
Para pengunjuk rasa
menganggap, pemimpin junta militer itu tidak tunduk pada seruan pembebasan
tahanan politik, termasuk pemimpin pemerintah sipil yang digulingkan, Aung San
Suu Kyi.
Sementa itu, aktivis
pro-demokrasi Myanmar pada Senin (26/04/2021), menyerukan orang-orang untuk
berhenti membayar tagihan listrik, pinjaman pertanian, dan meminta anak-anak
berhenti sekolah.
"Kami semua,
orang-orang di kota dan daerah lainnya harus bekerja sama untuk aksi boikot
menentang junta militer," kata aktivis Khant Wai Phyo dalam pidatonya saat
demonstrasi di pusat kota Monywa, ujarnya.
"Kami tidak
berpartisipasi dalam sistem mereka, kami tidak bekerja sama dengan mereka,”
katanya.
BACA Juga: Unjuk Rasa Myanmar: Para Penentang Kudeta Militer Halangi Jalan dengan Mobil ‘Rusak’
Kesepakatan yang
tidak memuaskan
Aktivis pro-demokrasi
mengkritik keras lima poin kesepakatan hasil KTT ASEAN, yakni mengakhiri
kekerasan, dialog konstruktif antar semua pihak, mengirim utusan khusus ASEAN
dan berkunjung ke Myanmar, serta menerima bantuan kemanusiaan. Tetapi hasil
pertemuan pemimpin regional itu tidak menyebutkan pembebasan tahanan politik.
Foto: Pertemuan para pemimpin negara Asia Tenggara dalam KTT ASEAN di Jakarta membahas penyelesaian konflik di Myanmar (24/04/2021) |
Para aktivis berjanji untuk terus melakukan aksi protes. "Apakah itu ASEAN atau PBB, mereka hanya berbicara dari luar dengan mengatakan 'jangan melawan tapi negosiasikan dan selesaikan masalah'. Upaya itu tidak mencerminkan situasi dasar Myanmar," kata aktivis Khin Sandar.
"Kami akan
melanjutkan protes," katanya kepada Reuters melalui telepon.
Ketika hasil KTT
ASEAN di Jakarta dirilis pada Sabtu (24/04), setidaknya tiga tentara tewas dan
beberapa lainnya cedera dalam bentrokan bersenjata dengan milisi lokal di kota
Mindat di Myanmar barat, kata Organisasi Hak Asasi Manusia negara bagian Chin.
ASEAN ingin
Jenderal Min tarik pasukan
Para pemimpin ASEAN
menginginkan komitmen dari Min Aung Hlaing untuk menahan pasukan keamanannya,
yang menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) telah menewaskan 748
orang sejak gerakan pembangkangan sipil meletus untuk menantang kudeta 1
Februari melawan pemerintah terpilih Aung. San Suu Kyi.
AAPP, sebuah kelompok
aktivis Myanmar, mengatakan lebih dari 3.300 ditahan.