Cerita Puasa Ramadhan di Selandia Baru. Foto ilustrasi: Masjid Al Noor di Deans Avenue, Christchurch, Selandia Baru. (Net) |
Ramadhan di Selandia Baru tak jauh berbeda dengan belahan negara lain.
sukabumiNews, WELLINGTON – Hina Tabassum Cheema Peneliti dari Universitas Massey, Selandia Baru menjelaskan mengenai pengalaman berpuasa di negaranya dan pentingnya berpuasa bagi umat Islam.
Ramadhan merupakan
bulan kesembilan dalam kalender Islam. Kalender Islam, atau Hijriah, didasarkan
pada siklus bulan. Kalender ini berjumlah354 hari, 11 lebih sedikit dari
kalender Masehi yang digunakan di Selandia Baru.
Ramadhan adalah bulan
suci bagi umat Islam. Setiap Ramadhan
umat Islam wajib berpuasa yang artinya tidak makan, minum (termasuk air
mineral), atau aktivitas seksual dari fajar hingga matahari terbenam.
Bulan ini dapat
dijadikan sebagai detoksifikasi spiritual. Nabi Muhammad bersabda, Barangsiapa
yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak
butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)
Selain itu Umat
Islam meyakini bahwa Alquran, kitab suci Islam, diturunkan kepada Nabi
Muhammad saat bulan Ramadhan, sekitar 1400 tahun yang lalu. Bulan Ramadhan
adalah bulan di mana diturunkan Alquran, pedoman bagi seluruh umat manusia.
Sebagaimana dalam
Alquran Surah Albaqarah ayat 185;
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.
Sehingga sudah
menjadi kewajiban setiap muslim yang memenuhi syarat untuk berpuasa selama
Ramadhan. Kecuali orang-orang yang diperbolehkan tidak berpuasa. Kewajiban ini juga terdapat dalam rukun Islam
dan ketika setiap muslim memenuho rukun Islam ini, berharap dapat lebih dekat
dengan Allah SWT.
Muslim yang tinggal
di negara-negara dengan siang atau malam yang sangat panjang juga dapat
melaksanakan puasa mengacu pada waktu puasa di negara-negara Islam terdekat.
Misalnya, Huffington Post memuat analisis siang hari saat Ramadhan jatuh pada
bulan Juni 2014. Muslim di Stockholm, Swedia harus berpuasa sekitar 20 jam
setiap hari.
Selama berpuasa
selain tidak makan dan minum juga menghindari merokok, dan pikiran serta
kata-kata yang tidak baik dan perilaku tidak bermoral. Berpuasa dimulai setelah
terbit fajar didahului dengan makan sahur hingga matahari terbenam diakhiri
dengan berbuka puasa.
Di akhir bulan,
setiap muslim akan merayakan sebuah kemenangan ditandai dengan Hari Raya Idul
Fitri. Semua orang akan berkumpul bersama keluarga dan kerabat untuk
merayakannya.
Kalender Islam 11
hari lebih pendek dari kalender Masehi, Ramadhan dimulai pada waktu yang
berbeda setiap tahun. Misalnya, tahun lalu dimulai pada tanggal 23 April. Tahun
ini akan dimulai pekan ini. Tahun depan, mendekati awal April. Artinya, ia
jatuh di setiap musim selama periode 33 tahun.
Ada beberapa
kebingungan tentang kapan tepatnya Ramadhan benar-benar dimulai. Jurnalis
Jennifer Williams memberikan penjelasan tentang hal ini dalam sebuah artikel
untuk situs web Amerika Vox.
Dia menguraikan
bagaimana di Arab abad ke-6, orang membuat keputusan berdasarkan apa yang bisa
mereka lihat dengan mata telanjang. Bulan baru sulit dikenali, jadi secara
tradisional umat Islam menunggu sampai bulan sabit itu sendiri terlihat.
Tetapi ada aliran
pemikiran yang berlawanan, tulisnya. Beberapa Muslim percaya jika Nabi Muhammad
masih hidup saat ini, dia ingin Ramadhan dimulai berdasarkan pengetahuan
astronomi modern yang tepat.
Itu akan memberi umat
Islam lebih banyak waktu untuk mempersiapkan Ramadhan dan Idul Fitri. Ini
menjadi lebih rumit karena beberapa negara Muslim mengikuti Arab Saudi,
sementara yang lain bergantung pada pemantauan bulan mereka sendiri.
Menurut Al-Jazeera ,
misalnya, Mesir dan Oman mengikuti Arab Saudi, sedangkan Australia dan Iran,
misalnya, mengandalkan pemantauan bulan lokal. Ramadan di Pakistan biasanya
dimulai pada dua hari yang berbeda di berbagai bagian negara. Di Selandia Baru,
Federasi Asosiasi Islam Selandia Baru (FIANZ) lembaga yang mengumumkan Ramadan.
Mereka mengikuti tradisi menggunakan mata telanjang.
Ketidakpastian waktu
mulai menciptakan segala macam kegembiraan karena rasa penasaran tetapi itu
dapat menyebabkan masalah. Misalnya, sangat sulit untuk mengambil cuti jika
Idul Fitri jatuh pada hari kerja, dan sulit untuk merencanakan sebelumnya.
Seorang teman memberi
tahunya bahwa dia pernah meminta manajernya untuk mengambil cuti untuk Idul
Fitri, tetapi tidak yakin hari apa itu akan jatuh Idul Fitri atau belum dan
dikira mengada-ada. Dia merasa malu. Sehingga
FIANZ harus menggunakan metode ilmiah untuk menghindari kebingungan ini.
Ramadhan adalah bulan
kebahagiaan dan kedamaian. Ini bermanfaat secara spiritual bagi umat Islam.
Kami ingin berpuasa. Jangan merasa Anda perlu merasa menyesal atau bersimpati.
Ucapkan selamat kepada kami! Ucapkan Selamat Ramadhan atau Selamat PuasaJika
Anda memiliki pertanyaan tentang Ramadhan, tanyakan dengan niat tulusDan jika
Anda seorang atasan atau manajer, carilah wanita Muslim, yang biasanya membuat
makanan berbuka puasa. Jika Anda bisa membantu, atau menyesuaikan jam kerja di
malam hari, itu akan bagus
Ramadhan di
Selandia Baru
Ramadhan yang
berlangsung di Selandia Baru tidak berbeda jauh dengan di belahan negara lain.
Muslim Selandia Baru juga menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan.
Namun sebagai negara
minoritas tentu berbeda dengan mayoritas muslim yang banyak melakukan
penyesuaian kegiatan sehari-hari karena memprioritaskan umat yang sedang
berpuasa. Seperti jam kerja yang lebih pendek dan jam buka toko yang lebih
lambat.
Selain itu semakin
banyak muslim yang melaksanakn shalat berjamaah di masjid-masjid. Di jalanan
akan banyak sekali penjual dadakan yang menjajakan makanannya untuk berbuka dan
makan sahur.
Cheema mempertanyakan
siapa orang yang rajin memasak sebelum subuh begitu banyak dan pergi ke
restauran. Ternyata kebiasaan ini populer di Lahore, Pakistan karena jalanan
yang tidak macet, cuaca yang mendukung dan tidak perlu antri panjang untuk
membeli makanan.
Sedangkan di Selandia
Baru, muslim hanya dapat menciptakan nuansa Ramadhan di dalam rumah mereka
sendiri dan dengan teman-teman dekat saja. Bagaimana Muslim menjalankan
Ramadhan tergantung pada kota tempat mereka tinggal.
Sebagai contoh,
Cheema hampir tidak pernah memasak makan malam ketika tinggal di Palmerston
North. Dia lebih sering makan di Massey Islamic Center, masjid kota.
Bukan karena dia
sangat religius tetapi karena dia suka bertemu banyak orang dan tidak suka
memasak. Dia dulu tinggal di Nelson di mana umat Islam biasanya berbuka puasa
di rumah mereka, kemudian berbagi buka puasa bersama di akhir pekan diikuti
dengan sholat Tarawih di Islamic Center.
Saat ini dia tinggal
di Tauranga. Ada komunitas Muslim yang besar dan buka puasa biasanya diadakan
di masjid. Dia juga makan bersama teman dan keluarga.
Salah satu teman
Pakistannya, Saima telah mengundang seluruh komunitas Pakistan untuk buka
puasa, Sabtu pertama di rumahnya. Teman
dia yang lain baru-baru ini mengatakan kepadanya bahwa dia menyukai Ramadan di
Selandia Baru karena dia tidak harus menghabiskan waktu untuk berbelanja dan
menjamu tamu.
Dia berkata bahwa dia
mendapat lebih banyak waktu untuk fokus pada shalat ibadah utama lain dari
Ramadhan. Tentu saja, orang lain lebih suka berada di negara mayoritas Muslim.
Muslim yang berbeda
memandang dan mempraktikkan Ramadhan secara berbeda. Itu semua tergantung pada
budaya, jenis kelamin, usia, tingkat iman, pekerjaan dan komitmen keluarga.
Beberapa tidak berpuasa. Beberapa hanya berpuasa sebentar-sebentar, misalnya,
pada hari-hari tertentu saja. Tetapi mayoritas Muslim mencoba untuk tetap
melaksanakan puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.
Cheema juga
menceritakan pengalaman puasa anak-anak, terutama anaknya sendiri. Putrinya
yang berusia delapan tahun, suatu kali selama Ramadhan, dia pulang dari sekolah
dan mengatakan kepadanya bahwa dia melewatkan teh paginya dan menunggu untuk
makan sampai makan siang karena dia sedang berlatih puasa.