Bersama Din Syamsuddin, Tokoh Lintas Agama mendesak Polri untuk mengusut Aktor Intelektual di balik Bom Katedral Makassar. (Istimewa) |
sukabumiNews, JAKARTA – Duka mendalam turut disampaikan Inter-Religious Council (IRC) Indonesia atas serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Ahad, 29 Maret 2021 lalu.
Ucapan duka ini
disampaikan dalam sebuah pernyataan resmi yang diterima redaksi dari Ketua
Kehormatan Presidium Inter Religious Council (IRC) Indonesia, Din Syamsuddin,
Ahad (4/4/2021).
“IRC Indonesia
menyatakan berduka cita yang mendalam dan bersimpati kepada para korban yang
terluka akibat bom tersebut, dan berdoa semoga mereka segera pulih kembali,”
tegas pernyataan yang ditandatangani para tokoh lintas agama itu.
IRC Indonesia juga
mengutuk keras pelaku penyerangan dan mereka yang berada di balik penyerangan.
Siapapun pelakunya dan apapun motifnya, penyerangan dan tindakan kekerasan
kepada mereka yang tidak bersalah, apalagi sedang beribadah, merupakan
perbuatan yang bertentangan dengan ajaran luhur semua agama serta nilai-nilai
kemanusiaan universal.
Agama telah tegas
mengajarkan dan membimbing manusia agar saling mengasihi dan memuliakan sesama
manusia apapun agama, suku, bangsa, dan negara.
“Dari sudut hukum di Indonesia, penyerangan dan kekerasan bertentangan dengan Pancasila dan hukum,” sambung pernyataan itu.
Lebih lanjut, IRC
Indonesia juga mendesak aparatur keamanan dan penegak hukum, khususnya aparatur
kepolisian, untuk mengusut aktor intelektual di balik penyerangan Gereja
Katedral dan mengadili sesuai hukum yang berlaku.
Ketegasan aparatur
keamanan dan penegak hukum merupakan jaminan terciptanya rasa aman serta
memperkuat kerukunan dan kehidupan beragama yang damai.
Selanjutnya, IRC
Indonesia mengajak semua kalangan, khususnya umat beragama baik tokoh maupun
pengikutnya, untuk saling bekerjasama, memperkuat kerukunan dan persatuan demi
terciptanya kehidupan sosial, berbangsa, dan bernegara yang sejahtera, aman dan
damai.
“Semua pihak
hendaknya tidak saling menyalahkan dan berspekulasi negatif baik di media massa
maupun di media sosial yang justru memperkeruh suasana dan merusak kerukunan
intern dan antar umat beragama yang selama ini sudah terbina dengan sangat
baik,” demikian pernyataan itu.
Adapun tokoh lintas
agama yang menandatangani pernyataan ini adalah Wakil Ketua Umum Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Muhyidin Junaidi; Ketua PBNU Marsudi Syuhud; Sekum
Muhammadiyah, Abdul Mu’ti; Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan
Kepercayaan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Romo Agustinus Heri Wibowo;
dan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jacky
Manuputty.