Rentetan Ricuh Kongres HMI: Kader Mengamuk, Kursi Beterbangan

Suasana bagian dalam Gedung Islamic Center, sebelum dan pasca kericuhan di Kongres HMI, Selasa (23/3/2021). ©2021 Merdeka.com 

sukabumiNews, SURABAYA – Kongres XXXI Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), di Gedung Islamic Center Surabaya, diwarnai kericuhan pada Selasa (24/3/2021) malan. Kursi-kursi dilemparkan, pintu kaca dipecahkan.

Berdasarkan catatan CNNIndonesia.com, kericuhan semalam bukanlah yang pertama kali terjadi dalam arena kongres ini. Kekisruhan lain juga sempat terjadi beberapa hari sepanjang kongres berlangsung, baik di dalam maupun di luar gedung.

Kongres XXXI HMI di Surabaya sendiri digelar sejak 17 Maret 2021. Dibuka oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, dan Presiden Joko Widodo yang hadir secara virtual dari Istana Negara.

Datangkan Ribuan Massa

Penjabat Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Arya kharisma Hardy mengatakan gelaran Kongres XXXI HMI di Surabaya adalah pertaruhan reputasi politik Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Sebab, kongres yang mendatangkan 500 lebih delegasi dari cabang HMI se-Indonesia ini digelar di Jatim di tengah situasi pandemi corona (Covid-19).

"Harus kami akui bahwa risiko menghadirkan dan memobilisasi dari 203 cabang, setidaknya 500 peserta, setidaknya banyak akan mempertaruhkan reputasi politik Ibu Gubernur Jawa Timur," kata Arya, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (17/3/2021).

Arya mengatakan bahwa kongres kali ini dilaksanakan secara hybrid, yakni secara langsung tatap muka dan ada pula yang virtual. Untuk para delegasi, atau utusan pemilik suara sah HMI cabang daerah, tetap boleh hadir di Kota Surabaya dan mengikuti forum secara tatap muka.

Mereka ditempatkan di dua lokasi, yakni di Islamic Center, Dukuh Kupang Surabaya, dan di Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya.

Sementara, para peserta peninjau tidak diperkenankan hadir ke Surabaya. Mereka cukup mengikuti forum persidangan melalui virtual di kantor cabangnya masing-masing.

Nyatanya, pada Sabtu (20/3), seribuan kader HMI non peserta kongres asal Sulawesi tiba di Surabaya. Mereka lantas melakukan long march di Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya, dan memaksa masuk ke arena kongres di Islamic Center.

Polisi pun menghalau mereka, sebab kader tersebut bukanlah peserta resmi kongres. Kerumunan mahasiswa kemudian bertahan, Jalan Raya Dukuh Kupang pun ditutup. Arus lalu lintas dialihkan sementara.

Tak Taat Prokes

Peristiwa serupa juga kembali terulang keesokan harinya, Ahad (21/3). Ratusan kader HMI non peserta kongres lagi-lagi mencoba mendobrak gerbang masuk Islamic Center Surabaya, namun dihalau oleh personel kepolisian yang berjaga.

Salah satu kader HMI yang memaksa masuk tersebut berorasi, mereka mengancam bakal nekat masuk dan menduduki gedung lokasi kongres berlangsung, jika tak diizinkan masuk.

"Kami punya hak mengikuti kongres ini. Kami akan duduki gedung Islamic Center ini, jika tak boleh masuk," kata orator.

Karena tertahan, ratusan mahasiswa itu kemudian memadati depan Gedung Islamic Center, Surabaya. Mereka terpantau bergerombol dan tak memperhatikan jarak.

Infografis Dicopot Usai Kerumunan. (Foto: CNN Indonesia/Fajrian) 

Salah satu kader HMI Palopo, Sulawesi Selatan, Risky, mengklaim bahwa seluruh kader HMI yang memaksa masuk ini telah menjalani pemeriksaan swab antigen, sejak keberangkatan mereka dari Sulawesi.

"Kami sudah swab waktu berangkat, sudah di-screening," kata dia.

Penutupan Jalan

Menyiasati hal itu kembali terulang, Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya kemudian menutup total Jalan Dukuh Kupang di sekitar Gedung Islamic Center, Surabaya. Jalan itu disterilkan, tak ada yang boleh mendekat dalam radius 300 meter dari arena kongres.

Kader HMI non-peserta yang memaksa masuk pun diadang personel polisi yang dilengkapi body protector dan tameng. Keadaan sempat menegang, namun akhirnya mahasiswa dipulangkan kembali ke penginapan mereka menggunakan bus milik polisi.

Salah seorang massa HMI Makassar, Hidayat mengaku bahwa pihaknya hanya ingin sebatas hadir di acara itu, untuk melihat jalannya kongres tanpa menjadi peserta.

"Bahwasanya teman-teman ingin masuk ke dalam, untuk melihat suasana kongres walaupun tidak masuk ke dalam forum, hanya di depan saja," kata Hidayat.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Jhonny Edison Isir mengatakan bahwa yang boleh memasuki arena kongres adalah Kader HMI yang memiliki ID Card sebagai peserta kongres resmi.

"Yang punya ID yang kemudian boleh masuk, ini keputusan dari panitia, dan seksi keamanan memerintahkan kepada kami," kata Isir.

Isir meminta para massa HMI non peserta kongres ini untuk mengikuti segala aturan yang telah diputuskan oleh panitia.

"Maka dari itu adek-adek tolong ikuti, jangan memaksakan, karena yang ada di depan saya ini adek-adek saya, keputusan dari panitia tolong diikuti," tutur Isir.

Infografis Rizieq Pulang Memicu Kerumunan. (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian) 

Agenda Molor

Selain kekisruhan di luar arena, Kongres XXXI HMI yang dijadwalkan 17-22 Maret 2021 ternyata molor dari rencana.

Ketua Umum Badko HMI Jawa Timur, Yogi Pratama mengatakan, tak berjalan lancarnya sejumlah agenda kongres ini, lantaran ada kandidat yang sengaja memperlambat jalannya forum.

"Memang ada beberapa kandidat, beberapa calon yang itu sedikit berstrategi, salah satunya memainkan forum untuk memperlama forum, Itu wajar dinamikanya aja," kata Yogi, kepada CNNIndonesia.com, Senin (22/3) malam.

Karena molor, izin waktu penggunaan Gedung Islamic Center pun sempat habis. Mereka lalu mencari opsi lokasi lain untuk melanjutkan gelaran Kongres. Salah satunya adalah Gedung Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya.

"Rencananya, mau pindah ke Asrama Haji, kami masih urus izin," kata salah seorang panitia lokal (panlok) Kongres, Muhsin, saat dikonfirmasi, Selasa (23/3).

Namun ternyata, permohonan perpanjangan izin HMI diterima. Mereka diperkanankan memakain gedung tersebut hingga Rabu (24/3), untuk menyelesaikan agenda kongres yang tersisa.

Rusak Fasilitas

Perpanjang waktu itu ternyata tak dimanfaatkan dengan baik oleh peserta kongres. Selasa (23/3) malam, kericuhan malah terjadi ditengah forum. Sejumlah kader HMI mengamuk. Mereka melemparkan kursi-kursi hingga memecahkan kaca pintu masuk gedung aset milik Pemprov Jatim tersebut.

Ketua Umum Badko HMI Jawa Timur Yogi Pratama menyebut sejumlah peserta kongres itu mengamuk lantaran tak terima usulannya tak diakomodasi oleh mayoritas peserta kongres.

"Iya ada yang pecah itu. Lemparan dari dalam. Biasa mereka memaksakan kehendak, yang kehendaknya tidak bisa diikuti mayoritas pemilik suara di dalam. Melakukan tindakan yang tidak dikehendaki," ucap Yogi.

Akibat kejadian ini Kepolisian Daerah Jawa Timur, mengamankan enam peserta kongres. Mereka diduga telah melakukan pelemparan kursi hingga mengakibatkan kaca di gedung kongres pecah.

Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, keenam orang itu diamankan, berdasarkan permintaan oleh pihak panitia kongres HMI sendiri. Keenamnya kini tengah diperiksa.

"Ada miskomunikasi di anatara mereka, kemudian ada yang membanting kursi, ini atas permintaan panitia, kami amankan enam orang dan sekarang masih dalam pemeriksaan," kata Nico di lokasi kongres, Rabu (24/3) pagi.

Red*

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال